Senin, 02 Januari 2017

piutang dagang

BAB I
PENDAHULUAN

Piutang yang dihasilkan dari penjualan semacam itu biasanya diklasifikasikan sebagai piutang usaha atau wesel tagih. Istilah piutang mencakup seluruh uang yang diklaim terhadap entitas lain, termasuk perorangan, perusahaan,dan organisasi lain. Piutang menunjukkan adanya klaim perusahaan kepada pihak (perusahaan) lain dalam bentuk uang, barang, jasa atau dalam bentuk aktiva non kas lainnya yang harus dilakukan penagihan pada tanggal jatuh temponya. Piutang usaha dapat berupa tagihan yang timbul karena penjualan barang dagangan dan jasa atau penjualan aktiva lainnya yang dilakukan secar kredit dan transaksi – transaksi lain. Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen, perusahaan dapat melakukannya secara tunai atau secara kredit. Sudah barang tentu perusahaan akan lebih menyukai jika transaksi penjualan dapat dilakukan secara tunai, karena perusahaan akan segera menerima kas dan kas tersebut dapat segera digunakan kembali untuk mendatangkan pendapatan selanjutnya. Di pihak lain para konsumen  umumnya lebih menyukai bila perusahaan dapat melakukan penjualan secara kredit, karena pembayaran dapat ditunda. Dalam kenyataannya, penjualan kredit pada kebanyakan menimbulkan adanya piutang atau tagihan.
Piutang yang timbul dari penjualan barang dagangan, jasa atau aktiva lainnya dapat berupa piutang dagang (Account receivable) dan piutang wesel (Notes receivable), sedangkan piutang yang timbul dari transaksi – transaksi lain, misalnya: piutang pajak, piutang pemesanan saham, piutang pemesanan obligasi, pendapatan – pendapatan yang masih harus diterima dan beban – beban dibayar di muka.








RUMUSAN MASALAH

1.      Apa yang dimaksud dengan piutang?
2.      Apa saja jenis- jenis piutang
3.      Apa yang dimaksud dengan piutang dagang?
4.      Apa yang dimaksud dengan piutang wesel?
5.      Apa Perbedaan surat wesel dan promes ?
6.      Apa perbedaan piutang dagang dengan piutang wesel?

TUJUAN MASALAH

1.      Untuk mengetahui penegertian piutang.
2.      Untuk mengetahui jenis- jenis piutang.
3.      Untuk mengetahui piutang dagang.
4.      Untuk mengetahui piutang wesel.
5.      Untuk mengetahui perbedaan surat wesel dan promes
6.      Untuk mengetahui perbedaan piutang dagang, piutang wesel dan piutang lain- lain.











BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN PIUTANG
Piutang (accounts receivable) adalah salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut. Pada sebagian besar entitas bisnis, hal ini biasanya dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang akan dibayar dalam suatu tenggang waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran.
Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul akibat adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian kredit terhadap debitur yang pembayaran pada umumnya diberikan dalam tempo 30 hari (tiga puluh hari) sampai dengan 90 hari     (sembilan puluh hari). Dalam arti luas, piutang merupakan tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barang-barang atau jasa-jasa yang dijual secara kredit. Piutang bagi kegunaan akuntansi lebih sempit pengertiannya yaitu untuk menunjukkan tuntutan-tuntutan pada pihak luar perusahaan yang diharapkan akan diselesaikan dengan penerimaan jumlah uang tunai.
Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa perusahaan, dimana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukan setelah tanggal transaksi jual beli.  Mengingat piutang merupakan harta perusahaan yang sangat likuid maka harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang memuaskan dengan para debitur sehingga perlu disusun suatu prosedur yang baik demi kemajuan perusahaan.
Selain itu pengertian piutang yang pada umumnya digolongkan dalam aktiva lancar yang berarti  bahwa tagihan-tagihan pada pihak lain yang nantinya akan diminta pembayarannya dalam jangka waktu yang tidak lama (kurang dari satu tahun) yang biasanya digolongkan dalam piutang jangka pendek.
Piutang timbul apabila perusahaan (atau seseorang) menjual barang atau jasa kepada peruhaaan lain (atau orang lain) secara kredit. Piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari si penjual kedapa si pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi pada umumnya piutang timbul karena adanya transaksi penjual secara kredit.

JENIS-JENIS PIUTANG
Piutang Dagang
  Piutang dagang adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh si pembeli kepada perusahaan.Piutang dagang umumnya berjangka waktu kurang dari satu tahun.Oleh karena itu piutang dagang dalam neraca dilaporkan sebagai aktiva lancar. Piutang dagang harus dibedakan dari piutang wesel ataupun piutang pendapatan (pendapatan yang masih akan diterima) dan dari aktiva lain yang tidak timbul dari penjualan sehari-hari, karena piutang dagang berkaitan dengan operasi perusahaan yang utama. Selain itu jumlah rupiah yang dimasukkan sebagai piutang dagang harus dapat ditagih dalam jangka waktu normal yang tercermin dalam termin penjualan yang ditetapkan perusahaan. Sebagai contoh, apabila perusahaan menetapkan termin penjualan 2/30, n/30, maka piutang yang timbul diharapkan akan dapat diterima dalam jangka waktu paling lama 30 hari sejak transaksi penjualan terjadi. 
Piutang Wesel
  Piutang wesel lebih formal bila dibandingkan dengan piutang dagang. Debitur (pihak yang harus membayar) dalam piutang wesel membuat suatu janji tertulis kepada kreditur untuk membayar sejumlah uang yang tercantum dalam surat janji tersebut pada waktu tertentu dimasa yang akan datang. Jangka waktu wesel bisa bermacam-macam, tetapi pada umumnya paling sedikit 60 hari. Surat wesel yang dipegang oleh pihak kreditur menjadi tanda bukti adanya piutang wesel. Berbeda dengan piutang dagang, piutang wesel bisa juga timbul karena transaksi peminjaman uang. Dalam hal ini peminjam (debitur) mebuat surat janji untuk membayar pinjamannya beberapa waktu dimasa yang akan datang. Kadang-kadang pihak kreditur meminta jaminan berupa kekayaan tertentu atas peminjaman tersebut.Ini berarti bahwa jika pada saat jatuh tempo, peminjam tidak melunasi kewajibannya, maka kreditur bisa menjual jaminan tersebut sebagai pengganti uang yang harus diterimanya.




Piutang Lain-lain
   Piutang Lain-lain terdiri atas macam-macam tagihan yang tidak termasuk dalam piutang dagang maupun piutang wesel. Dalam kategori ini termasuk didalamnya piutang kepad karyawan perusahaan, direksi perusahaan, dan piutang kepada cabang-cabang perusahaan. Pada umumnya piutang semacam ini termasuk piutang jangka panjang, tetapi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun dilaporkan sebagai aktiva lancar. Piutang wesel jangka panjang dan piutang lain-lain biasanya dilaporkan dalam neraca dibawah (sesudah) aktiva lancar, yaitu pada kelompok aktiva lancar sebelum aktiva tetap. Dalam buku besar, setiap jenis piutang dicatat dalam rekening tersendiri.Apabila perlu setiap rekening piutang dapat juga dilengkapi dengan buku pembantu piutang.
PENGALIHAN PIUTANG
Pengalihan piutang adalah perusahaan mengalihkan piutang usaha yang dimilikinya kepada pihak lain (lembaga keuangan, bank dan pegadaian piutang) dengan tujuan untuk mempercepat penerimaan kas dari piutangnya.
Alasan perusahaan menjual ataupun mengalihkan piutangnya karena :
a)      Situasi dan kondisi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman dan tingginya tingkat bunga sehingga piutang yang dimiliki perusahaan sedapat dan secepat mungkin harus dapat dirubah menjadi kas.
b)      Penagihan piutang seringkali memakan waktu yang cukup lama dan terkadang juga memerlukan biaya sehingga perusahaan bersedia menerima kas yang lebih kecil jumlahnya dari jumlah yang seharusnya diterima dari piutang, asalkan kas dapat diterima lebih cepat.

Adapun jenis pengalihan piutang antara lain :

·         Penjualan piutang
Piutang usaha dapat dijual kepada bank atau lembaga keuangan lainnya. Pada saat menjual piutang perusahaan harus memberitahu perusahaan debitur (yang berutang) agar membayar utangnya kepada pembeli piutang. Resiko tidak tertagihnya piutang ditanggung oleh pihak pembeli piutang. Pembeli piutang biasanya akan menahan sebagian dari harga beli piutang untuk menjaga kemungkinan adanya retur penjualan, potongan penjualan dan lain-lain yang akan mengurangi hasil penagihan piutang.
Misal :
Pada tanggal 10 Agustus 2011 PT. Hokindo menjual piutang usahanya yang bernilai Rp. 2.500.000 kepada Bank BCA. Harga jual piutang usaha tersebut adalah Rp. 2.250.000. CKP pada tanggal 10 Agustus 2011 sebesar Rp. 150.000. Untuk berjaga-jaga Bank BCA menahan 10 % dari harga jual piutang usaha. Maka :
Piutang yang diperkirakan dapat ditagih adalah : Rp. 2.350.000 (Rp. 2.500.000 – Rp. 150.000)
Rugi atas penjualan piutang usaha Rp. 100.000 (Rp. 2.350.000 – Rp. 2.250.000)
Pembayaran yang ditahan oleh Bank adalah Rp. 225.000 (10 % x Rp. 2.250.000)

Kas                        Rp. 2.025.000
Kas ditahan                        Rp.     225.000
                                                            Piutang usaha yang dijual        Rp. 2.250.000

·         Penggadaian/penjaminan piutang
Piutang usaha dapat dijaminkan untuk memperoleh pinjaman uang dari bank atau lembaga keuangan lainnya.Penagihan piutang usaha yang dijaminkan tetap dilakukan oleh perusahaan peminjam. Hasil penagihan tersebut kemudian digunakan untuk membayar pinjaman ke Bank. Jika pinjaman sudah lunas sisa piutang usaha menjadi milik peminjam.
Misal :
Pada tanggal 1 Mei 2005 PT. Hokindo memperoleh pinjaman dari Bank BCA dengan jaminan piutang usaha sebesar Rp. 2.000.000. Pinjaman yang diterima 90 % dari piutang yang dijaminkan dipotong biaya administrasi Rp. 25.000. Bunga pinjaman 18 % setahun. Jumlah pinjaman Rp. 1.800.000 (90 %  x Rp. 2.000.000). Pinjama yang diterima Rp. 1.775.000 (Rp. 1.800.000 – Rp. 25.000).Jurnal yang dibuat:

Kas                        Rp. 1.775.000
Biaya adm             Rp.       25.000
                                                     Utang Bank                              Rp. 1.800.000
(Untuk mencatat pinjaman ke Bank)

Piutang usaha yang dijaminkan      Rp. 2.000.000
                                                               Piutang usaha                                       Rp. 2.000.000
(Untuk mencatat piutang usaha yang dijaminkan ke Bank)

Pada saat menerima pembayaran piutang usaha yang dijaminkan tersebut, jurnal yang dibuat adalah jurnal untuk mencatat penerimaan piutang yang dijaminkan dan jurnal untuk mencatat pembayaran pinjaman.

Misal :
Pada tanggal 31 Mei 2005 PT. Hokindo menerima pembayaran piutang yang dijaminkan sebesar Rp. 1.500.000. Bunga bulan Mei sebesar Rp. 30.000 (Rp. 2.000.000 x 18 % x 1/12) sehingga jumlah uang yang dibayar ke Bank sebesar Rp. 1.530.000 (Rp. 1.530.000 + 30.000). Jurnal yang dibuat :

Kas                        Rp. 1.500.000
                                         Piutang usaha yang dijaminkan                        Rp. 1.500.000
(Untuk mencatat penerimaan piutang  yang dijaminkan)

Utang bunga          Rp. 1.500.000
Biaya bunga           Rp.       30.000
                                                              Kas                              Rp. 1.530.000
(Untuk mencatat pembayaran pinjaman)

Jika terdapat retur atau penghapusan piutang maka saldo piutang yang dijaminkan harus dikurangi. Misal tanggal 5 Juni 2005 PT. Hokindo menerima kembali barang dagangan yang telah dijual sebesar Rp. 50.000. Jurnal yang dibuat :

Retur penjualan                 Rp. 50.000
                                    Piutang usaha yang dijaminkan                        Rp. 50.000

·         Penjualan dengan kartu kredit.
Penjualan dengan kartu kredit terdapat tiga pihak yang terlibat, yaitu : Penjual, Penerbit Kartu Kredit dan Pembeli.
Penjualan dengan kartu kredit bagi penjual diperlakukan sebagai penjualan kredit. Piutang yang timbul bukan kepada pembeli tetapi kepada penerbit kartu kredit.
Misal :
Butik Syahmina menerima pembayaran dengan kartu kredit sebrsar Rp. 1.000.000 atas baju, kebaya, dan jilbab yang dibeli oleh seorang pembeli yang menggunakan American Express. Biaya jasa yang diberikan kepada penerbit kartu kredit sebesar 5 % (Rp. 1.000.000 x 5 % = Rp. 50.000) dari jumlah transaksi sehingga jumlah yang dibayar oleh American Express sebesar Rp. 950.000 (Rp. 1.000.000 – Rp. 50.000). Jurnal untuk transaksi tersebut diatas adalah :

Piutang dagang                   Rp. 1.000.000
                                                Penjualan                                 Rp. 1.000.000
(Untuk mencatat penjualan dengan kartu kredit)


Kas                                    Rp.     950.000
Biaya jasa kartu kredit       Rp.       50.000
                                                Piutang dagang                         Rp. 1.000.000
(Untuk mencatat penerimaan pembayaran dari penerbit kartu kredit)

Penjualan dengan kartu kredit
Apabila penjualan dilakukan dengan kartu kredit, maka terdpat tiga pihak yang terlibat, yaitu 1.Penjula, 2.Penerbit kartu kredit, dan 3.Pembeli. Keuntungan yang diperoleh pihak penjualan apabila penjualan dilakukan dengan kartu kredit:
1.      Penyelidikan mengenai identitas dan bonafiditas pembeli dilakukan oleh penerbit kartu kredit. Penjual tidak lagi bersusah payah melakukan hal ini sebagaimana terjadi pada penjual kartu kredit biasa.
2.      Penjual tidak erlu lagi menyelenggarakan buku pembantu piutang yang berisi catatan piutang kepada masing –masing pembeli (debitur)
3.      Penjualan tidak lagi terlibat dalam proses penagihan kepada pembeli karna hal itu akan dilakukan oleh penerbit kartu. Penjual hanya berhubungan dengan penerbit kartu kredit yang pelaksanaanya jauh lebih mudah dan sederhana.
4.      Penjual tidak menerima kas lebih cepat dari penerbit kartu kredit
PIUTANG DAGANG
Piutang dagang umumnya berjangka waktu kurang dari dari satu tahun. Oleh karena iyu piutang dagang dalam neraca dilaporkan sebagai aktiva lancar. Piutang dagang harus dibedakan dari piutang wesel ataupun piutang pendapatan (pendapatan yang masih akan diterima) dan dari aktiva lainyang tidak timbul dari penjualan sehari- hari , karena piutang dagang berkaitan erat degan operasi perusahaan yang utama . selain itu jumlah rupiah yang dimasukkan sebagai piutang dagang harus ditagih dalam waktu normal yang tercermin dalam termin penjualan yang ditetapkan perusahaan. Sebagai contoh, apabila perusahaan menetapkan termin penjualan 2/30, n/30, maka piutang yang timbul diharapkan akan dapat diterima dalam jangka waktu paling lama 30 hari sejak transaksi penjualan terjadi. 
Masalah- masalah akuntansi yang bersangkutan dengan piutang dagang meliputi tiga hal, yaitu:
1.      Pengakuan piutang dagang
2.      Penilaian piutang dagang
3.      Pengalihan piutang dagang
Pengakuan piutang dagang
Misalkan tanggal 1 juli 2015 perusahaan dagang jaya menjual barang kepada perusahaan desy seharga Rp 100.000,00 dengan termin 2/10, n/30. Pada tanggal 5 juli, barang seharga Rp 10.000,00 dikembalikan oleh perusahaan desy kepada perusahaan jaya, tanggal 11 juli, perusahaan jaya menerima pembayaran dari perusahaan desy sebesar saldo tagihannya. Jurnal untuk mencatat transaksi- transaksi di atas dalam pembukuan perusahaan jaya adalah sebagai berikut:
Juli 1    piutang dagang                                                           Rp 100.000,00
                        Penjualan                                                                                 Rp 100.000,00
            (penjual kredit kepada perusahaan desy)
      5    retur dan potongan penjualan                                                 Rp 10.000,00
                        Piutang dagang                                                                       Rp 10.000,00
            (pengambilan barang dari perusahaan desy)
   11     kas                                                                               Rp 88.200,00
            Potongan tunai penjualan                                            Rp  1.800,00
                        Piutang dagang                                                                       Rp 90.000,00
Penilaian Piutang Dagang
Apabila piutang dagang telah dicatat dalam pembukuan, selanjutnya adalah bagaimana melaporkan piutang dagang dalam neraca. Menurut prinsip akuntansi Indonesia, piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan sebesar nilai kas ( neto ) yang bisa direalisasi yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan dapat diterima. Dasar penilaian ini mengatur bahwa piutang dinyatakan sebesar jumlah bruto tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat diterima.
Pengalihan Piutang Dagang
   Perusahaan bersedia untuk mengalihkan piutang kepada pihak lain karena beberapa alasan. Pertama, dalam situasi uang ketat perusahaan sulit mendapat pinjaman untuk memenuhi kebutuhan kasnya. Selain itu tingkat bunga pinjaman juga cukup tinggi, oleh karena itu piutang sedapat mungkin harus segera diubah menjadi kas meski tidak melalui cara yang biasa. Kedua, penagihan piutang seringkali memakan waktu yang cukup lama dan kadang-kadang memerlukan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu perusahaan bersedia menerima kas yang lebih kecil dari jumlah yang seharusnya diterima dari piutang asalkan kas dapat diterima lebih cepat.

Kerugian piutang
Di tinjau dari sudut pandangan manajemen, adanya kerugian piutang dalam jumlah yang wajar menunjukkan bahwa kebijakan kredit yang diterapkan oleh perusahaan sudah tepat. Kerugian piutang yang terlalu rendah memberi petunjuk bahwa kebijakan kredit perusahaan terlalu ketat, sebaliknya kerugian piutang yang terlalu tinggi dapat diartikanbahwa kebijakan perusahaan terlalu longgar. Pencatatan kerugian piutang dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode cadangan dan metode penghapusan langsung.



Metode cadangan
Metode cadangan ini digunakan apabila kerugian piutang yang biasa terjadi, cukup besar jumlahnya. Tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode ini adalah sebagai berikut:
1.      Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melaui taksiran da ditandingkan (matched) dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dengan periode terjadinya penjualan
2.      Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima dicatat dengan mendebet rekening kerugian piutang dan mengkreditkan rekening cadangan kerugian piutang
3.      Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan  mendebet rekening cadangan kerugian piutang dan mengredit rekening piutang dagang pada saat suatu piutang dihapus dari pembukuan

Pencatatan taksiran kerugian piutang
Contoh : PT. jaya pada tahun 2010 melakukan penjualan kredit sebesar Rp. 1200.000. Dari jumlah tersebut terdapat piutang sebesar Rp. 200.000 yang belum dapat ditagih sampai tanggal 31 Desember. Manajer kredit memperkirakan piutang tak tertagih sebesar Rp. 12000 diantaranya tidak mungkin dapat diterima. Buatlah jurnal penyesuaian yang harus dibuat untuk mencatat taksiran kerugian piutang ?
 Des. 31                       kerugian piutang                                                         12000
                                                Cadangan kerugian piutang                                        12000
Kerugian piutang dilaporkan dalam laporan laba rugi sebagai biaya operasi. Transaksi tersebut pada akhir tahun tidak ditutup, melainkan dicantumkan dalam neraca pada kelompok aktiva lancer sebagai pengurang terhadap rekening piutang dagang,
                                    Piutang dagan                                                 Rp 200.000
                                    Cadangan kerugian piutang                    (12.0000)     Rp188.000
Jumlah 188.000 adalah nilai kas bersih yang bisa direalisasi dari piutang dagang yang dilaporkan pada tanggal neraca.

Pencatatan penghapusan piutang
Apabila segala upaya untuk menagih piutang yang sudah lewat waktu tidak mendapatkan hasil, dan perusahaan berkeyakinan bahwa piutang tersebut tidak mungkin dapat diterima pelunasannya, maka piutang tersebut harus dihapus dari pembukuan.
Contoh : PT. Jaya pada 1 Mei 2015 memberikan persetujuan bahwa piutang pada  PT. desy sebesar Rp.500 dihapus dari pembukuan karena tidak mungkin dapat diterima pelunasannya. Buatlah jurnal penghapusan piutang tersebut.?
Mei  1              cadangan kerugian piutang                                                     Rp 500,00
                                                Piutang dagang                                                           Rp 500,00
                        (penghapusan piutang kepada PT Jaya)
Dalam metode cadangan setiap penghapusan piutang dicatat dengan mendebet rekening cadangan dan bukan rekening kerugian piutang. Bila perusahaan mendebet rekening kerugian piutang maka akan menjadi tidak tepat karena biaya telah dicatat melalui jurnal penyesuain ketika perusahaan  menaksir jumlah kerugian yang akan diderita pada setiap akhir tahun. Setelah jurnal diatas dibukukan kedalam buku besar, maka rekening-rekening yang bersangkutan akan nampak seperti berikut :

PIUTANG DAGANG

                1/1/10 Saldo                200.000                                           1/5/10                          500

CADANGAN KERUGIAN PIUTANG

            1/5/10                          500                              1/1/10  Saldo               12000

Penghapusan suatu piutang akan mengurangi rekening piutang dagang maupun rekening cadangan kerugian piutang, tetapi nilai tunai yang dapat direalisasi dari piutang tetap tidak berubah,seperti dibawah ini :
Sebelum penghapusan                         Sesudah penghapusan
Piutang dagang                                                  Rp.200.000                              Rp. 199.500
Cadangan kerugian piutang                            ( Rp.  12.000 )                             ( Rp. 11.500)
Nilai tunai piutang                                            Rp.188.000                                 Rp.188.000


Penerimaan kembali piutang yang telah dihapus
Apabila terjadi penerimaan kembali suatu piutang yang telah terhapus, maka perusahaan harus membuat dua ayat jurnal yaitu (1)ayat jurnal untuk mencatat balik piutang yang telah dihapus sehingga tercatat kembali dalam pembukuan sebagai piutang,dan (2) jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari piutang yang telah dihapus.
Sebagai contoh, apabila PT jaya melakukan pembayaran kewajibannya kepada PT desy tanggal 1 juli (rekening piutang kepada PT jaya telah dihapus dalam pembukuan PT desy) maka, jural yang harus dibuat oleh PT desy adalah sebagai berikut:
                                                                        1
Juli 1 piutang dagang                                                              Rp 500,00
                        Cadangan kerugian piutang                                                    Rp 500,00
          (untuk mencatat balik piutang kepada PT jaya yang telah dihapus)
                                                                        2
Juli 1 kas                                                                                 Rp 500,00
            Piutang dagang                                                                                   Rp 500,00
           (untuk mencatat penerimaan kas dari PT jaya)
Seperti halnya penghapusan piutang, penerimaan kembali piutang juga hanya akan berpengaruh terhadap rekening- rekening neraca. Apabila kedua ayat jurnal digabung. Maka hasilnya adalah rekening kas di debit dan rekening cadangan kerugian piutag kredit sebesar Rp 500,00
Dasar yang digunakan dalam metode cadangan
Jumlah piutang yang tidak dapat ditagih, manajemen dapat mengunakan dua dasar yaitu
1.      Presentase dari penjualan
2.      Presentase dari piutang

Kedua dasar tersebut lazim digunakan dalam akuntansi. Pemilihan diantara keduanya tergantung pada penekanan yang diinginkan manajemen. Dalam hal ini manajemen mungkin lebih menekankan pada penandingan pendapatan dan biaya menitik beratkan pada jumlah nilai tunai kas yang dapat direalisasi dalam neraca, seperti nampak dalam diagram berikut:
Presentase dari penjuala
Persentase dari piutang
Penandingan

Penjualan                                  kerugian piutang
Nilai tunai piutang

Piutang                             cadangan kerugian 
Dagang                                       piutang
Ditekankan pada laporan laba rugi
Ditekankan pada neraca

   Dasar presentase dari penjualan mengakibatkan penandigan (matching) yang lebih baik antara pendapatan dan biaya. Sebaliknya , dasar presentase dari piutang akan menghasilkan penarikan yang lebih baik tentang jumlah nilai piutang yang dapat direalisasi. Namun demikian kedua dasar tersebut perlu memperhatikan pengalaman kerugian piutang yang dialami perusahaan di masa- masa yang lalu.
Metode penghapusan langsung 
Apabila suatu piutang diyakini tidak akan dapat ditagih lagi, maka kerugian akibat piutang tersebut langsung didebitkan ke dalam rekening kerugian piutang dan rekening piutang dagang kredit. Sebagai contoh: misalkan CV abadi mempunyai piutang kedapa CV barokah sebesar Rp 200,00  pada tanggal 12 desember, manajer kredit CV abadi memutuskan menhapus piutang kepada CV barokah karena sudah tidak mungkin ditagih. Apabila CV abadi mengunakan metode penghapusan langsung, maka tanggal tersebut dibuat jurnal sebagai berikut:
Des 12 kerugian piutang                                                                     Rp 200,00
                        Piutang dagang                                                                       Rp 200,00
            (penghapusan piutang kepada CV barokah) 

Analisa Umur Piutang

Dalam metode ini, perusahaan membuat daftar umur piutang pelanggan dengan membuat kelompok umur piutang berdasarkan masa lewat waktu dari jatuh tempo piutang dan juga menetapkan persentase taksiran kerugian piutang yang didasarkan pada kebijakan dan pengalaman masa lalu terhadap total masing-masing kelompok umur piutang.
Biasanya suatu piutang dagang yang umur jatuh temponya semakin lama, maka tingkat kemungkinan tak tertagihnya juga semakin besar.
Contoh analisa umur piutang adalah sebagai berikut :
Untuk piutang yang belum jatuh tempo, 2 % tak tertagih. Untuk piutang yang jatuh tempo kurang dari 30 hari, 5 % tak tertagih. Yang jatuh tempo 31 hari sampai 60 hari, 10 % tak tertagih. Yang jatuh tempo 61 hari sampai 90 hari, 25 % tak tertagih. Piutang yang jatuh tempo diatas 90 hari, 50 % tak tertagih.


PIUTANG WESEL
Wesel adalah janji yang tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang. Piutang Wesel / Wesel Tagih yaitu jumlah  yang terhutang bagi pelanggan jika perusahaan telah menerbitkan surat hutang formal. Wesel biasanya digunakan untuk jangka waktu pembayaran lebih dari 60 hari. Jika wesel diperkirakan akan tertagih dalam jangka waktu satu tahun, maka dalam neraca wesel diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.
Pengertian yang lain, piutang wesel atau wesel tagih atau surat perjanjian piutang (promissory note) adalah janji tertulis dalam bentuk yang lebih formal dari satu pihak kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang atau tanggal jatuh tempo (maturity date). Surat tersebut  dapat dibayarkan ke perorangan atau perusahaan, atau penanggung atau pemegang piutang wesel.
Surat tersebut ditandatangani oleh orang atau perusahaan yang membuat janji. Pihak yang berhak menerima piutang wesel disebut penerima pembayaran (payee), dan pihak yang membuat janji disebut pembuat janji (maker) . Piutang wesel ada yang dapat dipindahtangankan dan ada yang tidak dipindahtangankan. Jika wesel yang dipindahtangankan berarti yang membuat wesel akan membayar pada orang (badan) yang memegang wesel tersebut pada saat jatuh tempo. Wesel ini dapat didiskontokan ke bank sebelum jatuh temponya.
Pencatatan piutang wesel harus dipisahkan oleh wesel-wesel lainnya, seperti wesel dagang, wesel dari pegawai dan lain-lain. Wesel yang sudah jatuh tempo tetapi belum dilunasi harus dicatat terpisah dari wesel yang belum jatuh tempo, biasanya dicatat dalam rekening piutang wesel menunggak. Piutang wesel yang jatuh tempo dalam satu tahun dimasukkan ke dalam aktiva lancar. Piutang wesel yang jatuh temponya lebih dari satu tahun dikategorikan sebagai piutang jangka panjang.

Surat wesel
            Wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik (pembuat surat) kepada si wajib bayar untuk membayar sejumlah uang tertentu yang disebut pada surat tersebut atau oranglain yang ditunjuk. Dengan kata lain, wesel dapat diartikan sebagai surat perintah yang ditulis oleh orang yang mempunyai tagihan, dialamatkan kepada orang yang berutang, meminta agar jumlah uang yang tertulis dalam surat tersebut dibayar pada tanggal yang telah ditetapkan, kepada orang yang namanya tertulis dalam surat tersebut
            Bentuk surat wesel bisa bermacam-macam, asalkan memenuhi ketentuan-ketentuan yang termuat pada pasal 100 KUHD yang memberikan batasan-batasan sebagai berikut:
Lamongan , 1 juni 2015
Rp 100.000

Sembilan puluh hari sesudah tanggal tersebut diatas, harap membayar atas penyerahan surat wesel ini kepada bank nusantara cabang lamongan atas order, uang sejumlah
Seratus ribu rupiah
Kepada yth,    
Sari
Jalan kota baru                                                                                                (tanda tangan)
Lamongan                                                                                                    devita

Marterai
 










1.      Di dalam surat wesel harus terdapat tulisan “surat wesel”
2.       Surat wesel adalah perintah tak bersyarat untuk membanyar uang sejumlah tertentu.
3.      Disebutkan nama orang yang harus membanyar.
4.      Ditentukan hari jatuh atau hari pembanyarannya.
5.      Disebutkan tempat pembayarannya.
6.      Disebutkan nama orang yang ditunjuk.
7.      Dicantumkan  tanggal dan tempat penarikan (pembuatan) surat wesel.
8.      Dibubuhi tandatangan orang yang menarik wesel.

 Beberapa hal penting yang harus dipahami, apabila kita membaca sebuah surat wesel adalah:
1.      Tanggal 1 juni 2015 disebut TANGGAL PENARIKAN
2.      Sembilan puluh hari menunjukkan jangka waktu wesel. Hal ini berarti bahwa tanggal jatuh wesel atau tanggal surat wesel tersebut harus dilunasi adalah 90 hari sesudah tanggal 1 juni 2015
3.      Devita disebut penarik wesel, sedangkan sari disebut tertarik
4.      Bank nusantara Cabang lamongan adalah pemegang wesel
5.      Seratus ribu rupiah disebut nilai nominal wesel.
6.      Kata-kata “atas order” berarti bahwa  Bank nusantara Cabang lamongan dapat menunjuk pihak lain untuk  melakukan penagihan pada tanggal jatuh tempo wesel
7.      Kata “harap” mengandung arti bahwa suurat wesel adalah surat perintah.
 Undang-undang mewajibkan penarik wesel untuk memberitahukan adanya penarikan wesel kepada pihak tertarik. Didalam praktek, agar wesel menjadi lebih kuat, biasanya pi hak yang berkewajiban membanyar (tertarik) diminta untuk memberikan tandatangan persetujuan pada surat wesel.penandatanganan wesel oleh pihak tertarik disebut akseptasi yang berarti pengakuan dari pihak tertarik bahwa ia mengetahui akan kewajibannya untuk membanyar wesel sebagaimana tersebut dalam surat wesel tersebut. Akseptasi atau tandatangan persetujuan dicantumkan pada bagian pinggir atau di bagian bawah surat wesel. Dengan demekian dalam surat wesel terdapat tiga pihak, yaitu: penarik (sari), tertarik (devita), dan pemegang wesel (Bank Nusantara Cabang lamongan).
WESEL DAN PROMES
             Kas yang diterima dalam pembayaran jumlah piutang yang ditimbulkan kembali dicatat seperti biasa, yaitu mendebit kas dan mengkredit piutang usaha sebesar $420. Suatu klai yang didukung oleh promes atau wesel (janji tertulis untuk membayar sejumlah uang) memiliki beberapa jeunggulan dibandingkan klai berbentuk piutangusaha. Dengan menandatangani promes (wesel), debitor mengakui utang dan setuju untuk membayarnya sesuai dengan syarat-syarat yang telah di tetapkan. Oleh karena itu, promes atau wesel merupakan klaim yang lebih kuat di mata pengadilan.
              Surat Promes (promissory note) adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang atas permintaan atau pada suatu waktu tertentu. Dalam hal ini, jumlah yang terutang harus dibayarkan atas permintaan seseorang atau perusahaan, atau si pembawa, atau ang promes. Dokumen itu juga harus di tanda tangani oleh orang atau perusahaan yang membuat janji tersebut. Pihak yang meminta agar promes/wesel dibayarkan dinamakan dengan penerimaan pembayaran (payee). Sementara pihak yang membuat janji disebut pembuat (maker).
Dalam dunia bisnis dikenal jenis piutang yang lain, yaitu apa yang disebut WESEL dan PROMES. Piutang ini dapat timbul karena transaksi penjualan secara kredit atau bisa juga berasal dari pemberian pinjaman yang telah dilakukan perusahaan. Apabila ditinjau dari segi isinya, wesel dan promes mempunyai perbedaan yang cukup besar. Penggunaan wesel dan promes diatur dalam kitab Undang-undang hukum Dagang (KUHD) yang disebut sebagai surat Berharga.

Surat promes
 Undang-undang Hukum Dagang (KHUD) menetapkan bahwa suatu promes harus membuat hal-hal berikut:
1.      “order clausule” atau “promesse an order”.
2.      Kesanggupan untuk membanyar dengan tiada syarat jumlah yang tercantum didalamnya
3.      Hari jatuh atau hari pembayarannya
4.      Tempat pembayaran promes
5.      Nama pemegang promes atau orang yang di tunjuknya
6.      Tanggal dan tempat pembuatan promes
7.      Tanda tangan penari (pembuatan promes)

Perbedaan antara wesel dan promes adalah sebagai berikut:
                  WESEL
1.      Wesel adalah surat perintah untuk membayar
2.      Penarikan dan yang berkepentingan terdiri atas dua pihak
3.      Yang membuat adalah pihak mempunyai piutang
4.      Memerlukan akseptasi
PROMES
1.      Promes adalah surat perjanjian untuk membayar
2.      Penarik yang berkepentinggan berada di satu tangan
3.      Yang membuat adalah pihak yang berhutang
4.      Tidak memerlukan akspertasi

Penentuan Tanggal Jatuh Tempo
Saat jatuh ( tanggal harus dibayar) sebuah surat wesel dapat dinyatakan dengan tiga cara:
1.      Atas penagihan
2.      Tanggal tertentu
3.      Akhir masa tertentu
Apabila jangka waktu sebuah wesel yang ditarik tanggal 31 juli untuk jangka waktu 2 bulan akan jaruh pada tanggal 30 september. Apabila jangka waktu wesel dinyataan dalm hari, maka perlu di hitung jumlah hari yang tepat, sehingga dapat ditentukan tanggal jatuhnya. Dalm hal ini untuk menghitung tanggal jatuh, maka tanggal penarikan wesel tidak dihitung sedangkan tanggal jatuh wesel ikut diperhitungkan. Sebagai contoh, tanggal jatuh sebuah wesel yang jangka waktu 60 hari dengan tanggal penarikan 17 juli adalah 15 september.
Perhitungannya dalah sebagi berikut:
            Jangka waktu wesel                                                                                        60
            Juli (13-17)                                          14
            Agustus                                               31
                                                                                                                                    45
Tanggal jatuh, september                                                                                15


WESEL TIDAK BERBUNGA DAN WESEL BERBUNGA
Wesel tagih yaitu janji tertulis yang tidak bersyarat dari suatu pihak ke pihak lain untuk sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan dating.
Ada 2 macam wesel tagih yaitu :
1.      Wesel tagih tidak berbunga, yaitu wesel tagih yang tidak mencantumkan bunga, dengan demikian nilai nominal = nilai nominal pada jatuh temponya
2.      Wesel tagih berbunga, yaitu yaitu wesel tagih yang mencantumkan bunga, dengan demikian pada hari jatuh temo wesel = harga nominal wesel + bunga mulai tangal penarikan s/d jatuh tempo

Wesel Bunga
                Promes atau wesel biasanya menetapkan jumlah bunga yang akan dibayarkan untuk periode antara tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo. Promes yang berjangka waktu lebih dari satu tahun umumnya menetapkan bunga yang harus dibayarkan secara setengah tahunan, kuartalan, atau jangka waktu lainnya yang ditetapkan. Jika jangka waktu promes kurang dari satu tahun, bunga umumnya dibayar pada saat jatuh tempo.
                Suku bunga promes biasanya dinyatakan ats dasar tahunan, terlepas dari jangka waktu actual yang terlibat. Jadi, bunga sebesar 12% atas promes bernilai $2.000 adalah $240 per tahun (12% X $2.000). jika jangka waktu promes tersebut hanya tiga bulan, maka bunga yang harus dibayarkan pada saat jatuh tempo adalah $60 (1/4 X $240)
             Rumus dasar untuk menghitung bunga adalah :
Jumlah Pokok X Suku Bunga X Waktu = Bunga
            Untuk mengilustrasikan penggunaan rumus ini, dihitung sebagai berikut :
$.500 X 0,10 X 90 = $62,50 bunga
360


Perhitungan Bunga
                                               
                                                               
                                                 X                                                 X                                                 =
Rumusan dasar untuk menghitung bunga pada wsel berbunga adalah sebagai berikut:

Nilai Nominal
wesel
Jangka waktu
dalam percahan
Dari setahun

BUNGA

Tingkat bunga
pertahun
 




Tingakat bunga yang tertulis dalm surat wesel adalah tingkat bunga setahun. Faktor jangka waktu dalam perhitungan di atas, dinyatakan dalam pecahan dari setahun. Misalkan 3 bulan akan ditulis menjadi 3/12. Apabila jangka waktu wesel dinyatakan dalam hari, maka faktor waktu dinyatakan dalam jumlah hari dibagi dengan 365. Sebagai contoh, jika jangka waktu akan dinyatakan sebagai 60/365.
Berikut ini adalah contoh perhitungan bunga:

Data dalam wesel

Perhitungan bunga



Rp 730, 18%, 120 hari
Rp 1.000, 15%, 6 bulan
Rp 2.000, 12%, 1 tahun

Nominal       bunga      x     waktu    =        bunga

Rp 730      x       18%       x    120/36    =      Rp43,20
Rp 1.000   x        15%      x      6/12      =      Rp 75,00
Rp 2.000   x        12%      x       1/1       =     Rp 240,00

Dalam pratek berlaku berbagai cara perhitungan bunga. Sebagai contoh, dalam perhitungan diatas dianggap bahwa jumlah hari yang digunakan dalam setahun adalah 365 hari (atau 366 hari untuk tahun kabisat). Tetapi tidak semua lembaga keuangan mengunakan 365 hari, banyak diantaranya mengunakan 360 hari.



AKUNTANSI UNTUK PIUTANG WESEL
Masalah- masalah pokok dalam akuntansi piutang wesel tidak berbeda dengan apa yang telah dibahas pada piutang dagang yaitu:
1.      Pengakuan piutang wesel
2.      Penilaian piutang wesel
3.      Pelimpahan piutang wesel
Pengakuan Piutang Wesel
            Suatu piutang wesel mungkin timbul (1) bersamaan dengan transaksi penjualan, atau (2) pemberian pinjaman uang, atau (3) karena perubahan dari piutang dagang menjadi piutang wesel. Dalam hal yang terakhir, piutang merupakan perubahan dari piutang dagang karena debitur ingin memperpanjang jangka waktu pelunasan dan  perusahaan memandang bahwa debitur beresiko tinggi. Berikut adalah jurnal yang harus dibuat untuk mengakui timbulnya piutang dagang dalam ketiga situasi diatas.

(1)   Piutang wesel dari penjualan kredit
            Diasumsikan pada tanggal 1 juni 2015, PT Jaya menjual barang kepada CV abadi seharga Rp 100.000,00. Untuk itu PT jaya menghendaki agar piutangnya dikuatkan dengan surat wesel yang disetujui oleh CV abadi dengan nilai nominal wesel Rp 102.500.00 dan berjangka waktu 3 bulan, jurnal yang dibuat oleh PT jaya untuk mengakui timbulnya piutang wesel dan penjualan adalah sbb :
Juni      1          Piutang Wesel …………………………. Rp 102.500,00
                                    Penjualan ………………………                    Rp 102.500,00
                        (untuk mencatat piutang wesel
kepada CV abadi)
(2)   Piutang wesel dari pemberian pinjaman
Diasumsikan pada tanggal 1 mei 2015 PT hanung memberikan pinjaman uang kepada CV Bandung sebesar Rp 100.000,00. Untuk itu CV Bandung menyerahkan selembar promes, 60 hari, bunga 12% jurnal yang dibuat oleh PT hanung untuk mencatat timbulnya piutang wesel dan pengeluaran kas adalah sbb :
Mei      1          piutang Wesel …………………………. Rp 100.000,00
                                    Kas ……………………………..                               Rp 100.000,00
                                    (untuk mencatat piutang wesel
kepada CV Bandung)
     Dalam hal wesel berbunga seperti pada contoh diatas, bunga wesel belum diperhitungkan pada saat wesel diakui. Pendapatan bunga akan diperhitungkan pada saat perusahaan   menerima penyelesaian wesel.
(3)   Piutang wesel dari perubahan piutang dagang
Diasumsikan PT Merapi mempunyai piutang dagang kepada PT bromo sebesar Rp 1.000.000,00 yang jatuh pada tanggal 30 juni 2015. Pada tanggal 1 juli 2015. PT bromo minta kepada PT merapi agar kewajibannya diubah dengan menyerahkan sebuah promes bernilai nominal Rp 100.000,00 bunga 18% jangka waktu 90 hari. Apabila hal tersebut disetuji oleh PT Merapi maka jurnal yang dibuat dalam pembukuan PT Merapi adalah sbb :
Juli         1          piutang wesel…………………………… Rp 100.000,00
                                       Piutang dagang…………………..                 Rp 100.000,00
                           (untuk mencatat piutang wesel
                                       Kepada PT bromo)
               Hal penting yang harus diperhatikan dalam ketiga contoh jurnal diatas, ialah bahwa rekening piutang wesel selalu didebet (dan dikredit) sebesar nilai nominalnya.
Penilaian piutang wesel
Seperti halnya piutang dagang , piutang wesel juga harus dilaporkan menurut nilai kas (neto)yang bisa direalisasikan.



Penyelesaian dan pengalihan piutang wesel
            Suatu wesel mungkin akan disimpan perusahaan sambil menunggu hari jatuhnya, dan pada saat tersebut nanti perusahaan akan menerima pembayaran dari pihak tertarik sebesar nilai nominal wesel ditambah bunga dan selanjutnya perusahaan akan mengakhiri piutang wesel yang bersangkutan. Akan tetapi terkadang tidak semua piutang wesel dapat diterima pembayarannya, karena pihak tertarik tidak menaati kewajibannya perlu diadakan penyesuaian. Setelah itu, kadang-kadang pihak pemegang wesel tidak selalu menunggu sampai hari jatuh wesel melainkan mengalihkannya pada pihak lain. Jurnal-jurnal yang harus dibuat untuk mencatat penerimaan penyelesaian (pembayaran) wesel dan perlakuan atas wesel yang tidak dilunasi akan di uraikan dibawah ini.
Penerimaan penyelesaian wesel
            Suatu wesel dikatakan lunas apabila wesel tersebut dibayar secara penuh pada tanggal jatuhnya. Untuk wesel bunga, jumlah yang dilunasi meliputi nilai nominal wesel ditambah dengan bunga selama jangka waktu wesel tersebut.
            Sebagai contoh, PT ali pada tanggal 1 juni 2015, menerima selembar promes dari PT hafid yang bernilai nominal Rp 100.000,00 bunga 9%, jangka waktu 4 bulan. Dalam hal ini bunga selama jangka waktu wesel akan berjumlah Rp 3.000.000 (Rp 100.000.000 × 9% × 4/12), dan nilai jatuh wesel adalah Rp 103.000.000. Apabila PT hafid pada tanggal 1 oktober menyelesaikan kewajibannya, maka jurnal yang akan dibuat dalam pembukuan PT ali adalah sbb :
Okt.     1          kas…………………………………. Rp 103.000.000
                                    Piutang wesel……………….                         Rp 100.000.000
                                    Pendapatan bunga…………..                         Rp     3.000.000
            Seandainya PT ali menyusun neraca setiap tanggal 30 september, maka pada tanggal tersebut PT ali harus membuat penyesuaian untuk mengakui bunga yang telah menjadi haknya sampai dengan tanggal tersebut.
Sept.    30        piutang bunga………………………. Rp 3.000.000
                                    Pendapatan bunga……………………….. Rp 3.000.000
                        (untuk mencatat bunga wesel yang akan
diterima untuk masa 4 bulan)
            Apabila pada tanggal 1 oktober, PT hafid melakukan penyelesaian wesel, maka jurnal yang dibuat PT ali adalah sbb :
Okt.     1          kas……………………………. Rp 103.000.000
                                    Piutang wesel………….                                 Rp 100.000.000
                                    Piutang bunga………….                                Rp      3.000.000
                        (untuk mencatat penyelesaian piutang wesel – PT hafid)
            Dalam jurnal diatas, rekening piutang bunga dikredit, karena piutang tersebut telah dibuat melalui jurnal penyesuaian dan pendapatan bunga telah diakui pada periode yang lalu.
Piutang wesel tak dapat ditagih
            Suatu wesel dikatakan tak dapat ditagih apabila wesel tersebut tidak dibayar dalam jumlah penuh pada tanggal jatuhnya. Wesel yang tak dapat ditagih tidak dapat dialihkan dan oleh karenanya harus diubah menjadi piutang dagang.Sebagai contoh, pada tanggal 1 oktober PT hafid tidak dapat menyelesaikan kewajibannya. Dalam hal seperti ini, pada tanggal 1 oktober dalam pembukuan PT ali harus dibuat jurnal sbb : (dimisalkan piutang belum dicatat)
Okt.     1          piutang dagang………………………… Rp 103.000.000
                                    Piutang wesel……………………………………. Rp 100.000.000
                                    Pendapatan bunga……………………………….. Rp     3.000.000
                        (untuk mencatat piutang wesel tak dapat ditagih)
            Jurnal diatas dibuat dengan anggapan bahwa piutang kepada PT hafid masih ada harapan bila ditagih dimasa yag akan datang, sehingga didebet rekening piutang dagang. Akan tetapi, seandainya piutang tersebut tidak ada harapan lagi untuk bisa ditagih, mka piutang wesel harus dihapus dengan jurnal sbb :

Okt.     1          cadangan kerugian piutang………………….. Rp 100.000.000
                                    Piutang wesel………………………………………… Rp 100.000.000
            Dengan hal piutang wesel harus dihapus seperti dalam contoh diatas, maka tidak ada pengakuan atas pendapatan bunga.
            Perusahaan berupaya membatasi nilai piutang tak tertagihdengan menerapkan beragam perangkat pengendalian. Pengendalian yang paling penting di sini berhubungan dengan fungsi pengesahan kredit. Pengendalian ini biasanya melibatkan penyelidikan atas kredibilitas pelanggan, dengan menggunakan referensi dan pemeriksaan atas latar belakang pelanggan.
            Setelah piutang jatuh tempo, perusahaan akan menggunakan prosedur-prosedur untuk memaksimumkan penagihan piutang tersebut. Jika setelah upaya yang berulang-ulang ternyata gagal, perusahaan mungkin perlu memindahkan tugas penagihan kea gen penagihan.
            Perusahaan eceran atau ritel seringkali berupaya memindahkan risiko piutang tak tertagih ke perusahaan-perusahaan lain. Perusahaan juga dapat menjual piutangnya kepada perusahaan-perusahaan lain dimana transaksi ini dinamakan dengan anjak-piutang, dan pembeli piutang dinamakan factor. Keuntungan dari factoring bagi perusahaan penjual adalah dapat diperolehnya kas secara cepat yang akan digunakan untuk operasi dan kebutuhan-kebutuhan lain. Selain itu, tergantung pada kesepakatan factoring, sebagian risiko piutang tak tertagih dapat dipindahkan kepada factor.
            Tanpa memperhatikan criteria yang digunakan dalam pemberian kredit dan prosedur penagihan yang diterapkan, biasanya sebagian dari penjualan kreit dipastikan tidak akan tertagih. Beban operasi yang muncul kerna tidak tertagihnya piutang dinamakan beban tak tertagih, beban piutang macet, atau beban piutang tak tertagih.
Terdapat dua metode akuntansi untuk piutang tak tertagih :
1.      Metode penghapusan langsung (direct write-off method) mencatat beban piutang tak tertagih hanya pada saat suatu piutang dianggap benar-benar tak tertagih. Contoh sebagi ilustrasi, diasumsikan piutang sebesar Rp4.200.000 atas nama D. L. Rosslina diputuskan tidak dapat ditagih. Ayat jurnal untuk menghapus piutang tak tertagih adalah sebagai berikut.
Mei. 10    beban piutang tak tertagih                          4.200.000
                        Piutang usaha D.L Rosslina                                        4.200.000
                                                              
2.      Metode penyisihan (allowance method) mencatat beban piutang tak tertagih dengan mengestimasi jumlah piutang tak tertagih pada akhir periode akuntansi. Contoh, dengan menggunakan estimasi sebesar Rp30.000.000 ayat jurnal penyesuaian berikut ini dibuat pada tanggal 31 desember 2014

Des.   31     Beban Piutang tak Tertagih                              30.000.000
                Penyisihan Piutang Tak Tertagih                                       30.000.000
                        Estimasi piutang Tak Tertagih
Mengestimasi Piutang Tak Tertagih
             Bagaimana jumlah piutang tak tertagih diestimasi? Estimasi piutang tak tertagih pada akhir periode fiscal didasarkan pada pengalaman bagian perusahaan di masa lalu dan prediksi kegiatan perusahaan di masa depan. Jika perekonomian secara umum berkinerja baik, jumlah beban piutang tak tertagih biasanya lebih rendah dibandingkan jika perekonomian sedang mengalami resesi. Estimasi piutang tak tertagih biasanya didasarkan pada :
1.      Jumlah penjualan, seperti diperlihatkan dalam laporan laba-rugi periode tertentu, atau
2.      Jumlah piutang, seperti diperlihatkan dalam neraca akhir periode, dan umur piutang usaha.




Metode Penghapusan Langsung dalam Akuntansi untuk Piutang Tak Tertagih               
             Metode penyisihan menekankan pada pelaporan beban piutang tak tertagih dalam periode di mana penjualan terkait terjadi. Penekanan pada penandingan antar beban dengan pendapatan metode akuntansi yang lebih di sukai untuk piutang ragu-ragu.
             Namun, ada situasi di mana tidak mungkin untuk mengestimasi secara akurat, piutang tak tertagih pada akhir periode. Di samping itu, jika sebuah perusahaan menjual sebagian besar barang dan jasanya secara tunai, maka jumlah beban dari piutang tak tertagih biasana kecil. Dalam hal ini, jumlah piutang juga merupakan bagian yang relative kecildari total aktiva lancar.
               Berdasarkan metode penghapusan langsung, beban piutang tak tertagihtidak dicatat sampai piutang tersebut diputuskan tidak akan tertagih lagi. Jadi, akun penyisihan dan ayat jurnal penyesuaian tidak diperlukan pada akhir periode. Ayat jurnal untuk menghapus piutang yang telah diputuskan tidak akan tertagih adalah sebagai berikut:
   10    Mei   Beban Piutang Tak Tertagih                                      42.000
                              Piutang Usaha-D.L Ross                                                              42.000
                                     Untuk menghapusbpiutang tak tertagih
Jika ini terjadi maka piutang harus ditimbulkan kembali dengan membalik ayat jurnal penghapusan sebelumna. Sebagai contoh, asumsikan bahwa piutang yang telah di hapus pada tanggal 10 Mei ternyata dapat di tagih pada bulan November tahun fiscal yang sama. Ayat jurnal untuk menimbulkan kembali piutang adalah sebagai berikut:
     21    Nov.   Piutang Usaha-D. L. Ross                                       42.000
                               Beban Piutang Tak Tertagih                                                        42.000
                                     Untuk menimbulkan kembali piutang yang telah dihapus sebelumnya
Pengalihan piutang wesel
            Surat wesel adalah surat berharga yang bisa dipindahtangankan, artinya wesel bisa dialihkan dari suatu perusahaan atau seseorang kepada perusahaan atau orang lain, dan demikian bisa dijual untuk mendapatkan kas. untuk mendapatkan uang dengan cepat, pemegang wesel kadang-kadang menjual piutang wesel kepad pihak lain sebelum tanggal jatuh wesel. Pemegang wesel mengalihkan wesel dan menyerahkannya kepada pembeli (biasanya sebuah bank) yang selanjutnya akan menerima pelunasan wesel sebesar nilai jatuhnya pada tanggal jatuhnya wesel tersebut.
            Penjualan piutang wesel sebelum tanggal jatuhnya disebut pendiskontoan piutang wesel  karena pemegang wesel akan menerima pembayaran yang jumlahnya lebih kecil darpada nilai jatuh wesel yang bersangkutan. Harga jual wesel yang lebih rendah ini akan menyebabkan pendapatan bunga yang diterima pemegang wesel jadi berkurang. Hal ini wajar, karena bagian pendapatan bunga yang tidak jadi diterima ini merupakan harga yang harus dibayar untuk penerimaan kas yang lebih cepat dari tanggal seharusnya.
Periode bunga tengah tahunan

(A)
penerimaan kas
(B)
Pendapatan bunga
(C)
Pengurangan pokok pinjaman
(D)
Saldo pinjaman
1/1/90
30/6/90
31/12/90
30/6/91
31/12/91

Rp 33.231.000
     33.231.000
     33.231.000
     33.231.000

Rp 30.000.000
      29.806.000
      29.601.000
      29.383.000

Rp 3.231.000
      3.425.000
      3.630.000
      3.848.000
Rp 500.000.000
      496.769.000
      493.344.000
      489.714.000
      485.866.000
PIUTANG WESEL DENGAN ANGSURAN

Dalam uraian diatas dianggap bahwa wesel akan diterima pembayarannya secara penuh pada tanggal jatuhnya. Dalam praktek kita jumpai juga wesel yang pembayarannya diangsur selama jangka waktu wesel. Piutang semacam ini disebut piutang wesel dengan angsuran karena wesel ini memiliki periode untuk mengangsur pokok pinjaman dan bunga selama jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. Setiap penerimaan angsuran akan terdiri dari (1) bunga dari pokok pinjaman yang belum dibayar, dan (2) pengurangan atas pokok pinjaman. Pendapatan bunga pada setiap periode angsuran semakin menurun, sedangkan angsuran pokok pinjaman semakin bertambah.
Piutang wesel dengan angsuran pada saat timbul akan dicatat sebesar nilai nominalnya, dan selanjutnya dibuat jurnal untuk mencatat angsuran yang telah dilaksanakan. Sebagai contoh, Bank Nusantara menyetujui untuk memberi pinjaman kepada CV Cahaya sebesar Rp 500.000.000.untuk itu CV Cahaya menandatangani promes, bunga 12% per angsuran wesel yang dibuat oleh Bank Nusantara untuk dua tahun pertama adalah sbb. Jurnal untuk mencatat timbulnya wesel dan penerimaan angsuran pertama adalah sbb :
Jan.      1          piutang wesel………………………………… Rp 500.000.000
                                    Kas…………………………………………………… Rp 500.000.000
                        (untuk mencatat pemberian pinjaman kepada CV Ciliwung)
Piutang
         Piutang wesel…………………………………………………... Rp 1.660.000.000
         Piutang dagang………………………………………………… Rp 37.510.000.000
         Piutang lain-lain………………………………………………... Rp 6.070.000.000
                  Total piutang…………………………………………….. Rp 45.250.000.000
        Kurangi :
        Cadangan kerugian piutang…………………………………….. Rp 1.050.000.000
                 Piutang bersih…………………………………………….. Rp 44.190.000.000
PENYAJIAN PIUTANG DALAM NERACA
           
Apabila perusahaan mempunyai berbagai jenis piutang, maka neraca piutang dari klasifikasi menurut jenisnya atau dalam catatan atas laporan keuangan.Wesel jangka pendek (kurang dari setahun) dicantumkan dalam neraca dibawah investasi sementara pada bagian aktiva lancar. Pelaporan piutang dalam neraca suatu perusahaaan dapat dilihat pada contoh dibawah ini. Dalam laporan rugi-laba biaya kerugian piutang dilaporkan dalam kelompok biaya penjualan pada bagian biaya operasi, biaya bunga dikelompokka dalam biaya lain-lain, dan pendapatan bunga dalam kelompok pendapatan lain-lain
Perbedaan masing-masing jenis piutang
Piutang dagang/usaha
Piutang wesel
Piutang lain-lain
Jangka waktu kurang dari 1 tahun
2/10, n/30
Jangka waktu bermacam-macam tetapi pada umumnya paling sedikit 60 hari
Jangka waktu lebih dari satu tahun atau termasuk dalam piutang jangka panjang.
Dimasukkan  dalam aktiva lancar
Bagian yang jatuh temponya dalam waktu 1 tahun diperlakukan sebagai aktiva lancar, sedangkan yang lebih dari satu tahun piutang jangka panjang
Pada umumnya termasuk dalam piutang jangka panjang.
Berkaitan dengan operasi utama perusahaan sehingga harus dapat ditagih
Mensyaratkan adanya jaminan sehingga jika saat jatuh tempo tidak dapat melunasi maka jaminan tersebut dapat dijual
Tidak berkaitan dengan operasi sehari-hari dan biasanya dilaporkan dineraca sebagai kelompok aktiva tidak lancar.



Tanggal Jatuh Tempo
                 Tanggal suatu promes atau wesel harus dibayarkan disebut tanggal jatuh tempo (due date atau maturity date). Periode waktu diantara tanggal penerbit dan tanggal jatuh tempo wesel atau promes jangka pendek, dapat dinyatakan dalam hari atau bulan. Jika jangka waktu promes dinyatakan dalam hari maka tanggal jatuh temponya dinyatakan dalam jumlah hari setelah tanggal penerbitan.
                 Apabila jangka waktu promes dinyatakan dalam jumlah bulan setelah tanggal penerbitan, maka tanggal jatuh temponya ditentukan dengan menghitung beberapa bulan ke muka dari tanggal penerbitan. Sebagai contoh, promes berjangka waktu tiga bulan tertanggal 5 juni akan jatuh tempo pada tanggal 5 september. Promes berjangka waktu dua bulan tertanggal 31 Juli akan jatuh tempo pada tanggal 31 September.
Penentuan tanggal jatuh tempo piutang dagang didasari atas keputusan atau  kesepakatan bersama, tapi biasanya ada disposisi atas piutang dagang. Untuk mempercepat penerimaan kas dari piutang, pemilik dapat mentransfer piutang ke perusahaan lain untuk mendapatkan uang kas.
Apabila umur Piutang wesel dinyatakan dalam bulan, tanggal jatuh tempo dicari dengan menghitung bulan dari tanggal penerbitannya.
Contoh: JT Piutang wesel 3 bulan sejak 1 Mei à1 Agustus
                                    JT Piutang wesel 2 bulan sejak 31 Juli à 30 September

Apabila umur Piutang wesel dinyatakan dalam hari, perlu untuk menghitung secara pasti jumlah hari untuk menentukan tanggal jatuh tempo. Dalam perhitungan, tanggal penerbitan wesel dihilangkan tetapi tanggal jatuh tempo dimasukkan.

Contoh: Tanggal JT Piutang wesel 90 hari sejak 28 Agustus?
                        Waktu wesel---------------------------à 90 hari
                        Agustus (31-28)                      =   3
                        September                               = 30               
Oktober                                   = 31    
                                                   64
                        Tanggal JT à November                       26
Dari penjelasan diatas terlihat bahwa bulan Agustus hanya dihitung 3 hari, karena wesel tertanggal 28 Agustus. September penuh. Oktober penuh. Namun November hanya dihitung 26 hari untuk mencukupkan total hari jadi 90 hari. 

PROSEDUR AKUNTANSI PIUTANG WESEL
Sama dengan Piutang dagang, prosedur akuntansi bagi Piutang wesel dapat dibagi:
1.      Saat terjadinya Piutang wesel/pengakuan Piutang wesel
2.      Penilaian Piutang wesel/saat Piutang wesel dimiliki
3.      Lenyapnya Piutang wesel

Sebelum membahas prosedur akuntansi bagi Piutang wesel. Akan diperkenalkan dua istilah yang belum ada dalam Piutang dagang.

Alasan untuk mentransfer piutang ke perusahaan lain :
·         Alasan Persaingan.
·         Pemegang dapat menjual piutang karena uang ketat dan akses pada kredit normal tidak tersedia, atau terhambat karena mahal.

Setiap usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan akan mengandung resiko yang tidak dapat dihindari. Dalam hal ini resiko hanya bisa dikendalikan agar berada dalam batas yang wajar. Resiko yang timbul karena transaksi penjualan secara kredit disebut resiko kerugian piutang.

Menurut Siagian Salim  berpendapat bahwa : Semakin besar suatu perusahaan semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Dan kalau perusahaan tidak membuat cadangan terhadap kemungkinan kerugian yang timbul karena tidak tertagihnya piutang berarti perusahaan telah memperhitungkan labanya terlalu besar.





Lima komponen kunci dari sistem piutang yang baik: 
·         Verifikasi akun saldo piutang Gunakan dokumen sumber seperti faktur untuk menjaga keseimbangan akurat.
·         Mengirim faktur yang akurat dan tepat waktu. Anda tidak akan dibayar sampai Anda mengirim faktur yang akurat. 
·         Menghasilkan laporan piutang. Ini akan membantu menentukan mana pelanggan telah lewat jatuh tempo dan membantu Anda melacak batas kredit. 
·         Post faktur dibayar. Sangat penting untuk melacak siapa yang membayar Anda ketika.
·         Sesuai dengan catatan Anda. Pelanggan Anda catatan total harus sesuai buku besar umum dan buku besar sub Anda.

Pengendalian internal piutang
Piutang memerlukan pengendalian internal yang sama seperti aktiva perusahaan lainnya.  Seluruh fungsi akuntansi harus dibuat sehingga pekerjaan salah seorang karyawan dapat digunakan sebagai verifikasi terhadap pekerjaan karyawan lainnya.  Perusahaan yang memiliki suatu jumlah besar wesel mungkin menemukan keguanaan dari suatu pendaftaran wesel tagih sangat membantu.  Dia menyediakan informasi rinci atas setiap wesel, dan membantu dalam menagih wesel secara tepat waktu.   Pengendalian piutang yang tepat juga termasuk memperoleh persetujuan penjualan kredit, pengembalian penjualan dan penyisihan, serta diskon penjualan.
Pengendalian yang layak terhadap piutang dapat dilakukan dengan cara
·         Penyelenggaraan catatan piutang dalam kondisi yang memuaskan untuk memenuhi kepedulian kepala bagian keuangan
·         Penerapan dan penyelenggaraan pengaamanan pengendalian internal yang diperlukan
·         Penyiapan laporan yang diperlukan untuk pinpinan kredit mengenai kondisi piutang dan hal-hal yang berhubungan
·         Penilaian piutang secara wajar dalam neraca, termasuk pembentkan pengisihan cadangan yang diperlukan

Sebelum pemberian piutang dilakukan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut yaitu :
Ø  Kebijakan kredit, kebijakan ini meliputi penetapan batas kredit, jaminan yang diperlukan, car pembayaran, penetapan diskon dan lain-lain. Penetapan kebijakan ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan resiko yang terjadi atas kredit.
Ø  Penyelidikan kredit, sebelum kredit disetujui, penyelidikan kredit perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai debitur, formula yang biasa dipakai maslah ini meliputi, informasi dari pihak lain, masal bank dan lembaga-lembaga lainya yang merupakan relasi debitur. Dalam hal ini diperlukan pengendalian internal karena piutang sebagai salah satu bentuk investasi, haruslah control dengan baik. Pengendalian internal dimaksudkan untuk meminimalkan adanya kecurangan yang terjadi, adapun kecurangan tersebut adalah :
1.      Lapping
Lapping adalah penggelapan oleh pemegang kas dengan melakukan pinjaman tanpa persetujuan yang berwenag. Hal ini dilakukan dengan cara menunda pencatatn penerimaan kas. Kegiatan ini biasanya terdapat 3 unsur yaitu :
a)      Belum mencatat semua penerimaan kas
b)      Mengambil untuk kepentingan pribadi penerimaan yang belum di catat
c)      Gali lobang tutup lobang

2.      Window dressing
Window dressing adalah memberikan suatu gambaran neraca yang bagus tetapi bukan yang sebenarnya. Hal ini terjadi karena hasil kerja pejabat dalam perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung dinilai berdasarkan baik atu tidaknya mutu dari kredit itu sendiri
3.      Penggelapan piutang
Dengan jalan menghapus piutang dari pembayaran koperasi kemudian menagih piutang-piutang tersebut untuk mencari keuntungan pribadi

            Untuk dapat pengendalian internal yang baik atas piutang harus dapat memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1.      Fungsi yang dilakukan oleh pegawai yang menangani transaksi penjualan harus dipisahkan dari fungsi pembukuan
2.      Fungsi penerimaan hasil pengihan piutang harus dipisahkan dari fungsi pembukuan piutang
3.      Semua transaksi pemberian kredit, pemberian potongan dan penghapusan piutang, harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang.
4.      Piutang harus dicatat dalam buku-buku tambahan piutang (Accounts Receivable Subsidiary Ledger)
5.      Perusahaan harus membuat daftar piutang berdasarkan umurnya (Aging Schedule).


RESIKO KERUGIAN PIUTANG
·         Resiko tidak dibayarnya seluruh tagihan (Piutang) ini terjadi jika jumlah piutang tidak dapat direalisasikan sama sekali. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya karena seleksi yang kurang baik dalam memilih langganan sehingga perusahaan memberikan kredit kepada langganan yang tidak potensial dalam membayar tagihan, juga dapat terjadi adanya stabilitas ekonomi dan kondisi negara yang tidak menentu sehingga piutang tidak dapat dikembalikan.
·         Resiko tidak dibayarnya sebagian piutang, Hal ini akan mengurangi pendapatan perusahaan, bahkan bisa menimbulkan kerugian bila jumlah piutang yang diterima kurang dari harga pokok barang yang dijual secara kredit.
·         Resiko keterlambatan pelunasan piutang, Hal ini akan menimbulkan adanya tambahan dana atau untuk biaya penagihan. Tambahan dana ini akan menimbulkan biaya yang lebih besar apabila harus dibelanjai oleh pinjaman.
·         Resiko tidak tertanamnya modal dalam piutang, Resiko ini terjadi karena adanya tingkat perputaran piutang yang rendah sehingga akan mengakibatkan jumlah modal kerja yang tertanam dalam piutang semkin besar dan hal ini bisa mengakibatkan adanya modal kerja yang tidak produktif.







BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Piutang (receivable) adalah tagihan kepada pihak lain (debitur) atau pelanggan sebagai akibat dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dilakukan secara kredit atau memberikan pinjaman kepada karyawan, member uang muka pada anak perusahaan, atau penjualan aktiva tetap. Atau secara singkat, piutang merupakan tuntutan perusahaan kepada pihak lain, dimana pihak yang dituntut wajib memenuhi kewajibannya sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui bersama.

Untuk tujuan pelaporan keuangan, piutang diklasifikasikan menjadi piutang lancar (jangka pendek) dan piutang tidak lancar (jangka panjang). Piutang lancar (current receivable) diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau selama siklus operasi berjalan, tinggal mana yang lebih panjang. Semua piutang lain diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar (noncurrent receivable). Piutang selanjutnya diklasifikasikan dalam neraca, baik sebagai piutang dagang atau piutang non dagang.

Saran
Dari penjelasan di atas, pembuatan makalah ini kami masih banyak kesalahan, kritik dari pembaca sangat kami butuhkan guna penyempurnaan makalah kami selanjutnya. maka diharapkan makalah ini dapat di manfaatkan pembaca dalam memahami tentang akuntansi khususnya tentang “piutang dagang dan piutang wesel”. Selain itu penulis juga menyarankan untuk menerapkan apa yang baik dari makalah ini dan juga mengingatkan penulis apa yang dianggap pembaca kurang baik dari makalah ini. Sebagai penyusun saya akui tidak terlepas dari kesalahan dan keterbatasan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.





DAFTAR PUSTAKA
Dasar-dasar Akuntansi / Al Haryono, jusup.-Ed.6-Yogyakarta : bagian penerbit sekolah tinggi ilmu ekonomi YKPN, 2001 xxxviii, 452 hlm. ; 24,5.cm
Hartanto D;Akuntansi Untuk Usahawan; Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia;Jakarta,1982



1 komentar:

  1. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.

    Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

    Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.

    Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.

    BalasHapus