BAB I
PENDAHULUAN
Piutang yang dihasilkan dari penjualan
semacam itu biasanya diklasifikasikan sebagai piutang usaha atau wesel tagih.
Istilah piutang mencakup seluruh
uang yang diklaim terhadap entitas lain, termasuk perorangan, perusahaan,dan
organisasi lain. Piutang menunjukkan adanya klaim perusahaan kepada pihak
(perusahaan) lain dalam bentuk uang, barang, jasa atau dalam bentuk aktiva non
kas lainnya yang harus dilakukan penagihan pada tanggal jatuh temponya. Piutang
usaha dapat berupa tagihan yang timbul karena penjualan barang dagangan dan
jasa atau penjualan aktiva lainnya yang dilakukan secar kredit dan transaksi –
transaksi lain. Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber
pendapatan perusahaan. Dalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen,
perusahaan dapat melakukannya secara tunai atau secara kredit. Sudah barang
tentu perusahaan akan lebih menyukai jika transaksi penjualan dapat dilakukan
secara tunai, karena perusahaan akan segera menerima kas dan kas tersebut dapat
segera digunakan kembali untuk mendatangkan pendapatan selanjutnya. Di pihak
lain para konsumen umumnya lebih menyukai bila perusahaan dapat melakukan
penjualan secara kredit, karena pembayaran dapat ditunda. Dalam kenyataannya,
penjualan kredit pada kebanyakan menimbulkan adanya piutang atau tagihan.
Piutang yang timbul dari penjualan
barang dagangan, jasa atau aktiva lainnya dapat berupa piutang dagang (Account
receivable) dan piutang wesel (Notes receivable), sedangkan piutang yang timbul
dari transaksi – transaksi lain, misalnya: piutang pajak, piutang pemesanan
saham, piutang pemesanan obligasi, pendapatan – pendapatan yang masih harus
diterima dan beban – beban dibayar di muka.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan piutang?
2.
Apa saja jenis- jenis piutang
3.
Apa yang dimaksud dengan piutang dagang?
4.
Apa yang dimaksud dengan piutang wesel?
5. Apa Perbedaan
surat wesel dan promes ?
6.
Apa perbedaan piutang dagang dengan piutang wesel?
TUJUAN MASALAH
1.
Untuk mengetahui penegertian piutang.
2.
Untuk mengetahui jenis- jenis piutang.
3.
Untuk mengetahui piutang dagang.
4.
Untuk mengetahui piutang wesel.
5. Untuk mengetahui perbedaan surat wesel dan promes
6.
Untuk mengetahui perbedaan piutang dagang, piutang
wesel dan piutang lain- lain.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
PIUTANG
Piutang (accounts receivable) adalah salah satu jenis transaksi
akuntansi yang mengurusi penagihan
konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu
perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan
pada konsumen tersebut. Pada sebagian besar entitas bisnis, hal ini biasanya
dilakukan dengan membuat
tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut
kepada konsumen yang akan dibayar dalam suatu tengga
ng waktu yang disebut termin kredit atau
pembayaran.
Piutang
merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang
timbul akibat adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian kredit terhadap
debitur yang pembayaran pada umumnya diberikan dalam tempo 30 hari (tiga puluh
hari) sampai dengan 90 hari (sembilan puluh hari).
Dalam arti luas, piutang merupakan tuntutan terhadap pihak lain yang berupa
uang, barang-barang atau jasa-jasa yang dijual secara kredit. Piutang bagi
kegunaan akuntansi lebih sempit pengertiannya yaitu untuk menunjukkan
tuntutan-tuntutan pada pihak luar perusahaan yang diharapkan akan diselesaikan
dengan penerimaan jumlah uang tunai.
Pada umumnya
piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa perusahaan,
dimana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukan setelah
tanggal transaksi jual beli. Mengingat piutang merupakan harta perusahaan
yang sangat likuid maka harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang
memuaskan dengan para debitur sehingga perlu disusun suatu prosedur yang baik
demi kemajuan perusahaan.
Selain itu
pengertian piutang yang pada umumnya digolongkan dalam aktiva lancar yang
berarti bahwa tagihan-tagihan pada pihak lain yang nantinya akan diminta
pembayarannya dalam jangka waktu yang tidak lama (kurang dari satu tahun) yang
biasanya digolongkan dalam piutang jangka pendek.
Piutang timbul apabila perusahaan (atau seseorang)
menjual barang atau jasa kepada peruhaaan lain (atau orang lain) secara kredit.
Piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari si penjual kedapa si
pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi pada umumnya piutang timbul
karena adanya transaksi penjual secara kredit.
JENIS-JENIS PIUTANG
Piutang Dagang
Piutang dagang adalah
jumlah uang yang harus dibayar oleh si pembeli kepada perusahaan.Piutang dagang umumnya berjangka waktu kurang dari
satu tahun.Oleh karena itu piutang dagang dalam neraca dilaporkan sebagai
aktiva lancar. Piutang dagang harus dibedakan dari piutang wesel ataupun
piutang pendapatan (pendapatan yang masih akan diterima) dan dari aktiva lain
yang tidak timbul dari penjualan sehari-hari, karena piutang dagang berkaitan
dengan operasi perusahaan yang utama. Selain itu jumlah rupiah yang dimasukkan
sebagai piutang dagang harus dapat ditagih dalam jangka waktu normal yang
tercermin dalam termin penjualan yang ditetapkan perusahaan. Sebagai contoh,
apabila perusahaan menetapkan termin penjualan 2/30, n/30, maka piutang yang
timbul diharapkan akan dapat diterima dalam jangka waktu paling lama 30 hari
sejak transaksi penjualan terjadi.
Piutang Wesel
Piutang wesel lebih formal bila dibandingkan dengan
piutang dagang. Debitur (pihak yang harus membayar) dalam piutang wesel membuat
suatu janji tertulis kepada kreditur untuk membayar sejumlah uang yang
tercantum dalam surat janji tersebut pada waktu tertentu dimasa yang akan
datang. Jangka waktu wesel bisa bermacam-macam, tetapi pada umumnya paling
sedikit 60 hari. Surat wesel yang dipegang oleh pihak kreditur menjadi tanda
bukti adanya piutang wesel. Berbeda dengan piutang dagang, piutang wesel bisa
juga timbul karena transaksi peminjaman uang. Dalam hal ini peminjam (debitur)
mebuat surat janji untuk membayar pinjamannya beberapa waktu dimasa yang akan
datang. Kadang-kadang pihak kreditur meminta jaminan berupa kekayaan tertentu
atas peminjaman tersebut.Ini berarti bahwa jika pada saat jatuh tempo, peminjam
tidak melunasi kewajibannya, maka kreditur bisa menjual jaminan tersebut
sebagai pengganti uang yang harus diterimanya.
Piutang Lain-lain
Piutang Lain-lain terdiri atas macam-macam tagihan yang tidak
termasuk dalam piutang dagang maupun piutang wesel. Dalam kategori ini termasuk
didalamnya piutang kepad karyawan perusahaan, direksi perusahaan, dan piutang
kepada cabang-cabang perusahaan. Pada umumnya piutang semacam ini termasuk
piutang jangka panjang, tetapi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu
tahun dilaporkan sebagai aktiva lancar. Piutang wesel jangka panjang dan
piutang lain-lain biasanya dilaporkan dalam neraca dibawah (sesudah) aktiva
lancar, yaitu pada kelompok aktiva lancar sebelum aktiva tetap. Dalam buku
besar, setiap jenis piutang dicatat dalam rekening tersendiri.Apabila perlu
setiap rekening piutang dapat juga dilengkapi dengan buku pembantu piutang.
PENGALIHAN
PIUTANG
Pengalihan piutang adalah perusahaan
mengalihkan piutang usaha yang dimilikinya kepada pihak lain (lembaga keuangan,
bank dan pegadaian piutang) dengan tujuan untuk mempercepat penerimaan kas dari
piutangnya.
Alasan perusahaan menjual ataupun mengalihkan
piutangnya karena :
a)
Situasi dan kondisi perusahaan yang sedang mengalami
kesulitan dalam memperoleh pinjaman dan tingginya tingkat bunga sehingga
piutang yang dimiliki perusahaan sedapat dan secepat mungkin harus dapat
dirubah menjadi kas.
b)
Penagihan piutang seringkali memakan waktu yang cukup
lama dan terkadang juga memerlukan biaya sehingga perusahaan bersedia menerima
kas yang lebih kecil jumlahnya dari jumlah yang seharusnya diterima dari
piutang, asalkan kas dapat diterima lebih cepat.
Adapun jenis pengalihan piutang antara lain :
·
Penjualan piutang
Piutang usaha dapat dijual kepada bank atau lembaga
keuangan lainnya. Pada saat menjual piutang perusahaan harus memberitahu
perusahaan debitur (yang berutang) agar membayar utangnya kepada pembeli
piutang. Resiko tidak tertagihnya piutang ditanggung oleh pihak pembeli
piutang. Pembeli piutang biasanya akan menahan sebagian dari harga beli piutang
untuk menjaga kemungkinan adanya retur penjualan, potongan penjualan dan
lain-lain yang akan mengurangi hasil penagihan piutang.
Misal :
Pada tanggal
10 Agustus 2011 PT. Hokindo menjual piutang usahanya yang bernilai Rp.
2.500.000 kepada Bank BCA. Harga jual piutang usaha tersebut adalah Rp.
2.250.000. CKP pada tanggal 10 Agustus 2011 sebesar Rp. 150.000. Untuk
berjaga-jaga Bank BCA menahan 10 % dari harga jual piutang usaha. Maka :
Piutang yang
diperkirakan dapat ditagih adalah : Rp. 2.350.000 (Rp. 2.500.000 – Rp. 150.000)
Rugi atas
penjualan piutang usaha Rp. 100.000 (Rp. 2.350.000 – Rp. 2.250.000)
Pembayaran yang ditahan oleh Bank
adalah Rp. 225.000 (10 % x Rp. 2.250.000)
Kas
Rp. 2.025.000
Kas
ditahan
Rp. 225.000
Piutang usaha
yang dijual Rp. 2.250.000
·
Penggadaian/penjaminan piutang
Piutang usaha dapat dijaminkan untuk memperoleh
pinjaman uang dari bank atau lembaga keuangan lainnya.Penagihan piutang usaha
yang dijaminkan tetap dilakukan oleh perusahaan peminjam. Hasil penagihan
tersebut kemudian digunakan untuk membayar pinjaman ke Bank. Jika pinjaman
sudah lunas sisa piutang usaha menjadi milik peminjam.
Misal :
Pada tanggal 1 Mei 2005 PT. Hokindo memperoleh
pinjaman dari Bank BCA dengan jaminan piutang usaha sebesar Rp. 2.000.000.
Pinjaman yang diterima 90 % dari piutang yang dijaminkan dipotong biaya
administrasi Rp. 25.000. Bunga pinjaman 18 % setahun. Jumlah pinjaman Rp.
1.800.000 (90 % x Rp. 2.000.000). Pinjama yang diterima Rp. 1.775.000
(Rp. 1.800.000 – Rp. 25.000).Jurnal yang dibuat:
Kas
Rp. 1.775.000
Biaya
adm
Rp. 25.000
Utang Bank
Rp. 1.800.000
(Untuk mencatat pinjaman ke Bank)
Piutang usaha yang dijaminkan
Rp. 2.000.000
Piutang
usaha
Rp. 2.000.000
(Untuk mencatat piutang usaha yang dijaminkan ke Bank)
Pada saat menerima pembayaran piutang usaha yang
dijaminkan tersebut, jurnal yang dibuat adalah jurnal untuk mencatat penerimaan
piutang yang dijaminkan dan jurnal untuk mencatat pembayaran pinjaman.
Misal :
Pada tanggal
31 Mei 2005 PT. Hokindo menerima pembayaran piutang yang dijaminkan sebesar Rp.
1.500.000. Bunga bulan Mei sebesar Rp. 30.000 (Rp. 2.000.000 x 18 % x 1/12)
sehingga jumlah uang yang dibayar ke Bank sebesar Rp. 1.530.000 (Rp. 1.530.000
+ 30.000). Jurnal yang dibuat :
Kas
Rp. 1.500.000
Piutang usaha yang
dijaminkan
Rp. 1.500.000
(Untuk mencatat penerimaan piutang yang
dijaminkan)
Utang
bunga Rp. 1.500.000
Biaya
bunga
Rp. 30.000
Kas
Rp. 1.530.000
(Untuk mencatat pembayaran pinjaman)
Jika terdapat retur atau penghapusan piutang maka
saldo piutang yang dijaminkan harus dikurangi. Misal tanggal 5 Juni 2005 PT.
Hokindo menerima kembali barang dagangan yang telah dijual sebesar Rp. 50.000.
Jurnal yang dibuat :
Retur
penjualan
Rp. 50.000
Piutang usaha yang
dijaminkan
Rp. 50.000
·
Penjualan dengan kartu kredit.
Penjualan dengan kartu kredit terdapat tiga pihak yang
terlibat, yaitu : Penjual, Penerbit Kartu Kredit dan Pembeli.
Penjualan dengan kartu kredit bagi penjual
diperlakukan sebagai penjualan kredit. Piutang yang timbul bukan kepada pembeli
tetapi kepada penerbit kartu kredit.
Misal :
Butik Syahmina menerima pembayaran dengan kartu kredit
sebrsar Rp. 1.000.000 atas baju, kebaya, dan jilbab yang dibeli oleh seorang
pembeli yang menggunakan American Express. Biaya jasa yang diberikan kepada
penerbit kartu kredit sebesar 5 % (Rp. 1.000.000 x 5 % = Rp. 50.000) dari
jumlah transaksi sehingga jumlah yang dibayar oleh American Express sebesar Rp.
950.000 (Rp. 1.000.000 – Rp. 50.000). Jurnal untuk transaksi tersebut diatas
adalah :
Piutang
dagang
Rp. 1.000.000
Penjualan
Rp. 1.000.000
(Untuk mencatat penjualan dengan kartu kredit)
Kas
Rp. 950.000
Biaya jasa kartu
kredit
Rp. 50.000
Piutang
dagang
Rp. 1.000.000
(Untuk mencatat penerimaan pembayaran dari penerbit
kartu kredit)
Penjualan
dengan kartu kredit
Apabila penjualan dilakukan dengan kartu
kredit, maka terdpat tiga pihak yang terlibat, yaitu 1.Penjula, 2.Penerbit
kartu kredit, dan 3.Pembeli. Keuntungan yang diperoleh pihak penjualan apabila
penjualan dilakukan dengan kartu kredit:
1.
Penyelidikan
mengenai identitas dan bonafiditas pembeli dilakukan oleh penerbit kartu
kredit. Penjual tidak lagi bersusah payah melakukan hal ini sebagaimana terjadi
pada penjual kartu kredit biasa.
2.
Penjual
tidak erlu lagi menyelenggarakan buku pembantu piutang yang berisi catatan
piutang kepada masing –masing pembeli (debitur)
3.
Penjualan
tidak lagi terlibat dalam proses penagihan kepada pembeli karna hal itu akan
dilakukan oleh penerbit kartu. Penjual hanya berhubungan dengan penerbit kartu
kredit yang pelaksanaanya jauh lebih mudah dan sederhana.
4.
Penjual
tidak menerima kas lebih cepat dari penerbit kartu kredit
PIUTANG
DAGANG
Piutang dagang umumnya berjangka waktu
kurang dari dari satu tahun. Oleh karena iyu piutang dagang dalam neraca
dilaporkan sebagai aktiva lancar. Piutang dagang harus dibedakan dari piutang
wesel ataupun piutang pendapatan (pendapatan yang masih akan diterima) dan dari
aktiva lainyang tidak timbul dari penjualan sehari- hari , karena piutang
dagang berkaitan erat degan operasi perusahaan yang utama . selain itu jumlah
rupiah yang dimasukkan sebagai piutang dagang harus ditagih dalam waktu normal
yang tercermin dalam termin penjualan yang ditetapkan perusahaan. Sebagai
contoh, apabila perusahaan menetapkan termin penjualan 2/30, n/30, maka piutang
yang timbul diharapkan akan dapat diterima dalam jangka waktu paling lama 30
hari sejak transaksi penjualan terjadi.
Masalah- masalah akuntansi yang bersangkutan dengan
piutang dagang meliputi tiga hal, yaitu:
1.
Pengakuan
piutang dagang
2.
Penilaian
piutang dagang
3.
Pengalihan
piutang dagang
Pengakuan
piutang dagang
Misalkan tanggal 1 juli 2015 perusahaan dagang jaya
menjual barang kepada perusahaan desy seharga Rp 100.000,00 dengan termin 2/10,
n/30. Pada tanggal 5 juli, barang seharga Rp 10.000,00 dikembalikan oleh
perusahaan desy kepada perusahaan jaya, tanggal 11 juli, perusahaan jaya
menerima pembayaran dari perusahaan desy sebesar saldo tagihannya. Jurnal untuk
mencatat transaksi- transaksi di atas dalam pembukuan perusahaan jaya adalah
sebagai berikut:
Juli 1 piutang
dagang Rp
100.000,00
Penjualan
Rp
100.000,00
(penjual
kredit kepada perusahaan desy)
5 retur dan potongan penjualan Rp
10.000,00
Piutang
dagang Rp
10.000,00
(pengambilan
barang dari perusahaan desy)
11 kas Rp
88.200,00
Potongan
tunai penjualan Rp 1.800,00
Piutang
dagang Rp
90.000,00
Penilaian Piutang Dagang
Apabila piutang dagang
telah dicatat dalam pembukuan, selanjutnya adalah bagaimana melaporkan piutang
dagang dalam neraca. Menurut prinsip akuntansi Indonesia, piutang dagang harus
dicatat dan dilaporkan sebesar nilai kas ( neto ) yang bisa direalisasi yaitu jumlah
kas bersih yang diperkirakan dapat diterima. Dasar penilaian ini mengatur bahwa
piutang dinyatakan sebesar jumlah bruto tagihan dikurangi dengan taksiran
jumlah yang tidak dapat diterima.
Pengalihan Piutang Dagang
Perusahaan bersedia untuk mengalihkan piutang kepada pihak lain karena
beberapa alasan. Pertama, dalam situasi uang ketat perusahaan sulit mendapat
pinjaman untuk memenuhi kebutuhan kasnya. Selain itu tingkat bunga pinjaman
juga cukup tinggi, oleh karena itu piutang sedapat mungkin harus segera diubah
menjadi kas meski tidak melalui cara yang biasa. Kedua, penagihan piutang
seringkali memakan waktu yang cukup lama dan kadang-kadang memerlukan biaya
yang cukup besar. Oleh karena itu perusahaan bersedia menerima kas yang lebih
kecil dari jumlah yang seharusnya diterima dari piutang asalkan kas dapat
diterima lebih cepat.
Kerugian piutang
Di tinjau dari sudut
pandangan manajemen, adanya kerugian piutang dalam jumlah yang wajar
menunjukkan bahwa kebijakan kredit yang diterapkan oleh perusahaan sudah tepat.
Kerugian piutang yang terlalu rendah memberi petunjuk bahwa kebijakan kredit
perusahaan terlalu ketat, sebaliknya kerugian piutang yang terlalu tinggi dapat
diartikanbahwa kebijakan perusahaan terlalu longgar. Pencatatan kerugian
piutang dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode cadangan dan metode
penghapusan langsung.
Metode cadangan
Metode cadangan ini digunakan apabila
kerugian piutang yang biasa terjadi, cukup besar jumlahnya. Tiga hal penting yang
perlu diperhatikan dalam penerapan metode ini adalah sebagai berikut:
1.
Kerugian piutang tak tertagih ditentukan
jumlahnya melaui taksiran da ditandingkan (matched) dengan penjualan pada
periode akuntansi yang sama dengan periode terjadinya penjualan
2.
Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan
dapat diterima dicatat dengan mendebet rekening kerugian piutang dan
mengkreditkan rekening cadangan kerugian piutang
3.
Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi
dicatat dengan mendebet rekening
cadangan kerugian piutang dan mengredit rekening piutang dagang pada saat suatu
piutang dihapus dari pembukuan
Pencatatan taksiran kerugian piutang
Contoh : PT. jaya pada tahun 2010
melakukan penjualan kredit sebesar Rp. 1200.000. Dari jumlah tersebut terdapat
piutang sebesar Rp. 200.000 yang belum dapat ditagih sampai tanggal 31
Desember. Manajer kredit memperkirakan piutang tak tertagih sebesar Rp. 12000
diantaranya tidak mungkin dapat diterima. Buatlah jurnal penyesuaian yang harus
dibuat untuk mencatat taksiran kerugian piutang ?
Des. 31 kerugian
piutang 12000
Cadangan
kerugian piutang 12000
Kerugian piutang dilaporkan dalam laporan
laba rugi sebagai biaya operasi. Transaksi tersebut pada akhir tahun tidak
ditutup, melainkan dicantumkan dalam neraca pada kelompok aktiva lancer sebagai
pengurang terhadap rekening piutang dagang,
Piutang
dagan Rp
200.000
Cadangan
kerugian piutang (12.0000) Rp188.000
Jumlah 188.000 adalah nilai kas bersih
yang bisa direalisasi dari piutang dagang yang dilaporkan pada tanggal neraca.
Pencatatan penghapusan piutang
Apabila segala upaya untuk menagih piutang
yang sudah lewat waktu tidak mendapatkan hasil, dan perusahaan berkeyakinan
bahwa piutang tersebut tidak mungkin dapat diterima pelunasannya, maka piutang
tersebut harus dihapus dari pembukuan.
Contoh : PT. Jaya pada 1 Mei 2015
memberikan persetujuan bahwa piutang pada
PT. desy sebesar Rp.500 dihapus dari pembukuan karena tidak mungkin
dapat diterima pelunasannya. Buatlah jurnal penghapusan piutang tersebut.?
Mei
1 cadangan kerugian
piutang Rp
500,00
Piutang
dagang Rp
500,00
(penghapusan
piutang kepada PT Jaya)
Dalam metode cadangan setiap penghapusan
piutang dicatat dengan mendebet rekening cadangan dan bukan rekening kerugian
piutang. Bila perusahaan mendebet rekening kerugian piutang maka akan menjadi
tidak tepat karena biaya telah dicatat melalui jurnal penyesuain ketika
perusahaan menaksir jumlah kerugian yang
akan diderita pada setiap akhir tahun. Setelah jurnal diatas dibukukan kedalam
buku besar, maka rekening-rekening yang bersangkutan akan nampak seperti
berikut :
|
PIUTANG DAGANG
1/1/10 Saldo 200.000 1/5/10 500
CADANGAN KERUGIAN PIUTANG
1/5/10 500 1/1/10 Saldo 12000
|
Penghapusan suatu piutang akan mengurangi
rekening piutang dagang maupun rekening cadangan kerugian piutang, tetapi nilai
tunai yang dapat direalisasi dari piutang tetap tidak berubah,seperti dibawah
ini :
Sebelum penghapusan Sesudah penghapusan
Piutang dagang Rp.200.000 Rp. 199.500
Cadangan kerugian piutang ( Rp. 12.000 ) ( Rp. 11.500)
Nilai tunai piutang Rp.188.000 Rp.188.000
Penerimaan kembali piutang yang telah dihapus
Apabila terjadi penerimaan kembali suatu
piutang yang telah terhapus, maka perusahaan harus membuat dua ayat jurnal
yaitu (1)ayat jurnal untuk mencatat balik piutang yang telah dihapus sehingga
tercatat kembali dalam pembukuan sebagai piutang,dan (2) jurnal untuk mencatat
penerimaan kas dari piutang yang telah dihapus.
Sebagai contoh, apabila PT jaya melakukan pembayaran
kewajibannya kepada PT desy tanggal 1 juli (rekening piutang kepada PT jaya
telah dihapus dalam pembukuan PT desy) maka, jural yang harus dibuat oleh PT
desy adalah sebagai berikut:
1
Juli 1 piutang dagang Rp
500,00
Cadangan
kerugian piutang Rp
500,00
(untuk mencatat balik piutang kepada PT jaya yang telah dihapus)
2
Juli 1 kas Rp
500,00
Piutang
dagang Rp
500,00
(untuk mencatat penerimaan kas dari PT jaya)
Seperti halnya penghapusan piutang, penerimaan
kembali piutang juga hanya akan berpengaruh terhadap rekening- rekening neraca.
Apabila kedua ayat jurnal digabung. Maka hasilnya adalah rekening kas di debit
dan rekening cadangan kerugian piutag kredit sebesar Rp 500,00
Dasar
yang digunakan dalam metode cadangan
Jumlah piutang yang tidak dapat ditagih,
manajemen dapat mengunakan dua dasar yaitu
1.
Presentase
dari penjualan
2.
Presentase
dari piutang
Kedua dasar tersebut lazim digunakan
dalam akuntansi. Pemilihan diantara keduanya tergantung pada penekanan yang
diinginkan manajemen. Dalam hal ini manajemen mungkin lebih menekankan pada
penandingan pendapatan dan biaya menitik beratkan pada jumlah nilai tunai kas
yang dapat direalisasi dalam neraca, seperti nampak dalam diagram berikut:
|
Presentase
dari penjuala
|
Persentase
dari piutang
|
|
Penandingan
Penjualan kerugian
piutang
|
Nilai
tunai piutang
Piutang cadangan
kerugian
Dagang
piutang
|
|
Ditekankan
pada laporan laba rugi
|
Ditekankan
pada neraca
|
Dasar presentase dari penjualan mengakibatkan penandigan (matching) yang
lebih baik antara pendapatan dan biaya. Sebaliknya , dasar presentase dari
piutang akan menghasilkan penarikan yang lebih baik tentang jumlah nilai
piutang yang dapat direalisasi. Namun demikian kedua dasar tersebut perlu
memperhatikan pengalaman kerugian piutang yang dialami perusahaan di masa- masa
yang lalu.
Metode
penghapusan langsung
Apabila suatu piutang diyakini tidak
akan dapat ditagih lagi, maka kerugian akibat piutang tersebut langsung
didebitkan ke dalam rekening kerugian piutang dan rekening piutang dagang
kredit. Sebagai contoh: misalkan CV abadi mempunyai piutang kedapa CV barokah
sebesar Rp 200,00 pada tanggal 12
desember, manajer kredit CV abadi memutuskan menhapus piutang kepada CV barokah
karena sudah tidak mungkin ditagih. Apabila CV abadi mengunakan metode
penghapusan langsung, maka tanggal tersebut dibuat jurnal sebagai berikut:
Des 12 kerugian piutang Rp
200,00
Piutang
dagang Rp
200,00
(penghapusan piutang kepada CV
barokah)
Analisa Umur Piutang
Dalam metode
ini, perusahaan membuat daftar umur piutang pelanggan dengan membuat kelompok
umur piutang berdasarkan masa lewat waktu dari jatuh tempo piutang dan juga
menetapkan persentase taksiran kerugian piutang yang didasarkan pada kebijakan
dan pengalaman masa lalu terhadap total masing-masing kelompok umur piutang.
Biasanya
suatu piutang dagang yang umur jatuh temponya semakin lama, maka tingkat
kemungkinan tak tertagihnya juga semakin besar.
Contoh
analisa umur piutang adalah sebagai berikut :
Untuk piutang yang belum jatuh tempo, 2 % tak
tertagih. Untuk piutang yang jatuh tempo kurang dari 30 hari, 5 % tak tertagih.
Yang jatuh tempo 31 hari sampai 60 hari, 10 % tak tertagih. Yang jatuh tempo 61
hari sampai 90 hari, 25 % tak tertagih. Piutang yang jatuh tempo diatas 90
hari, 50 % tak tertagih.
PIUTANG
WESEL
Wesel
adalah janji yang tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak
lain untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu dimasa yang
akan datang. Piutang Wesel / Wesel Tagih yaitu jumlah yang terhutang bagi pelanggan jika perusahaan
telah menerbitkan surat hutang formal. Wesel biasanya digunakan untuk jangka
waktu pembayaran lebih dari 60 hari. Jika wesel diperkirakan akan tertagih
dalam jangka waktu satu tahun, maka dalam neraca wesel diklasifikasikan sebagai
aktiva lancar.
Pengertian yang
lain, piutang wesel atau wesel tagih atau surat perjanjian piutang (promissory note) adalah janji tertulis
dalam bentuk yang lebih formal dari satu pihak kepada pihak lain untuk membayar
sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang atau
tanggal jatuh tempo (maturity date).
Surat tersebut dapat dibayarkan ke
perorangan atau perusahaan, atau penanggung atau pemegang piutang wesel.
Surat tersebut
ditandatangani oleh orang atau perusahaan yang membuat janji. Pihak yang berhak
menerima piutang wesel disebut penerima pembayaran (payee), dan pihak yang membuat janji disebut pembuat janji (maker) .
Piutang wesel ada yang dapat dipindahtangankan dan ada yang tidak
dipindahtangankan. Jika wesel yang dipindahtangankan berarti yang membuat wesel
akan membayar pada orang (badan) yang memegang wesel tersebut pada saat jatuh
tempo. Wesel ini dapat didiskontokan ke bank sebelum jatuh temponya.
Pencatatan piutang
wesel harus dipisahkan oleh wesel-wesel lainnya, seperti wesel dagang, wesel
dari pegawai dan lain-lain. Wesel yang sudah jatuh tempo tetapi belum dilunasi
harus dicatat terpisah dari wesel yang belum jatuh tempo, biasanya dicatat
dalam rekening piutang wesel menunggak. Piutang wesel yang jatuh tempo dalam
satu tahun dimasukkan ke dalam aktiva
lancar. Piutang wesel yang jatuh temponya lebih dari satu tahun
dikategorikan sebagai piutang jangka
panjang.
Surat
wesel
Wesel
adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik (pembuat surat)
kepada si wajib bayar untuk membayar sejumlah uang tertentu yang disebut pada
surat tersebut atau oranglain yang ditunjuk. Dengan kata lain, wesel dapat
diartikan sebagai surat perintah yang ditulis oleh orang yang mempunyai
tagihan, dialamatkan kepada orang yang berutang, meminta agar jumlah uang yang
tertulis dalam surat tersebut dibayar pada tanggal yang telah ditetapkan,
kepada orang yang namanya tertulis dalam surat tersebut
Bentuk
surat wesel bisa bermacam-macam, asalkan memenuhi ketentuan-ketentuan yang
termuat pada pasal 100 KUHD yang memberikan batasan-batasan sebagai berikut:
Lamongan , 1 juni 2015
Rp 100.000
Sembilan
puluh hari sesudah tanggal tersebut diatas, harap membayar atas penyerahan
surat wesel ini kepada bank nusantara cabang lamongan atas order, uang
sejumlah
Seratus ribu rupiah
Kepada
yth,
Sari
Jalan
kota baru (tanda
tangan)
Lamongan
devita
|
1.
Di
dalam surat wesel harus terdapat tulisan “surat wesel”
2.
Surat wesel adalah perintah tak bersyarat
untuk membanyar uang sejumlah tertentu.
3.
Disebutkan
nama orang yang harus membanyar.
4.
Ditentukan
hari jatuh atau hari pembanyarannya.
5.
Disebutkan
tempat pembayarannya.
6.
Disebutkan
nama orang yang ditunjuk.
7.
Dicantumkan tanggal dan tempat penarikan (pembuatan)
surat wesel.
8.
Dibubuhi
tandatangan orang yang menarik wesel.
Beberapa hal penting yang harus dipahami,
apabila kita membaca sebuah surat wesel adalah:
1.
Tanggal
1 juni 2015 disebut TANGGAL PENARIKAN
2.
Sembilan
puluh hari menunjukkan jangka waktu wesel. Hal ini berarti bahwa tanggal jatuh
wesel atau tanggal surat wesel tersebut harus dilunasi adalah 90 hari sesudah
tanggal 1 juni 2015
3.
Devita
disebut penarik wesel, sedangkan sari disebut tertarik
4.
Bank
nusantara Cabang lamongan adalah pemegang wesel
5.
Seratus
ribu rupiah disebut nilai nominal wesel.
6.
Kata-kata
“atas order” berarti bahwa Bank
nusantara Cabang lamongan dapat menunjuk pihak lain untuk melakukan penagihan pada tanggal jatuh tempo
wesel
7.
Kata
“harap” mengandung arti bahwa suurat wesel adalah surat perintah.
Undang-undang mewajibkan penarik wesel untuk
memberitahukan adanya penarikan wesel kepada pihak tertarik. Didalam praktek,
agar wesel menjadi lebih kuat, biasanya pi hak yang berkewajiban membanyar
(tertarik) diminta untuk memberikan tandatangan persetujuan pada surat
wesel.penandatanganan wesel oleh pihak tertarik disebut akseptasi yang berarti pengakuan
dari pihak tertarik bahwa ia mengetahui akan kewajibannya untuk membanyar wesel
sebagaimana tersebut dalam surat wesel tersebut. Akseptasi atau tandatangan
persetujuan dicantumkan pada bagian pinggir atau di bagian bawah surat wesel.
Dengan demekian dalam surat wesel terdapat tiga pihak, yaitu: penarik (sari),
tertarik (devita), dan pemegang wesel (Bank Nusantara Cabang lamongan).
WESEL
DAN PROMES
Kas yang diterima dalam pembayaran
jumlah piutang yang ditimbulkan kembali dicatat seperti biasa, yaitu mendebit
kas dan mengkredit piutang usaha sebesar $420. Suatu klai yang didukung oleh
promes atau wesel (janji tertulis untuk membayar sejumlah uang) memiliki
beberapa jeunggulan dibandingkan klai berbentuk piutangusaha. Dengan
menandatangani promes (wesel), debitor mengakui utang dan setuju untuk
membayarnya sesuai dengan syarat-syarat yang telah di tetapkan. Oleh karena
itu, promes atau wesel merupakan klaim yang lebih kuat di mata pengadilan.
Surat Promes (promissory note)
adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang atas permintaan atau pada
suatu waktu tertentu. Dalam hal ini, jumlah yang terutang harus dibayarkan atas
permintaan seseorang atau perusahaan, atau si pembawa, atau ang promes. Dokumen
itu juga harus di tanda tangani oleh orang atau perusahaan yang membuat janji
tersebut. Pihak yang meminta agar promes/wesel dibayarkan dinamakan dengan
penerimaan pembayaran (payee). Sementara pihak yang membuat janji disebut
pembuat (maker).
Dalam dunia bisnis dikenal jenis piutang
yang lain, yaitu apa yang disebut WESEL dan PROMES. Piutang ini dapat timbul
karena transaksi penjualan secara kredit atau bisa juga berasal dari pemberian
pinjaman yang telah dilakukan perusahaan. Apabila ditinjau dari segi isinya,
wesel dan promes mempunyai perbedaan yang cukup besar. Penggunaan wesel dan
promes diatur dalam kitab Undang-undang hukum Dagang (KUHD) yang disebut
sebagai surat Berharga.
Surat promes
Undang-undang Hukum Dagang
(KHUD) menetapkan bahwa suatu promes harus membuat hal-hal berikut:
1.
“order clausule” atau
“promesse an order”.
2.
Kesanggupan untuk membanyar dengan
tiada syarat jumlah yang tercantum didalamnya
3.
Hari jatuh atau hari
pembayarannya
4.
Tempat pembayaran promes
5.
Nama pemegang promes atau
orang yang di tunjuknya
6.
Tanggal dan tempat pembuatan
promes
7.
Tanda tangan penari
(pembuatan promes)
Perbedaan antara wesel dan promes adalah sebagai berikut:
WESEL
1.
Wesel adalah surat perintah
untuk membayar
2.
Penarikan dan yang
berkepentingan terdiri atas dua pihak
3.
Yang membuat adalah pihak
mempunyai piutang
4.
Memerlukan akseptasi
PROMES
1.
Promes adalah surat
perjanjian untuk membayar
2.
Penarik yang berkepentinggan
berada di satu tangan
3.
Yang membuat adalah pihak
yang berhutang
4.
Tidak memerlukan akspertasi
Penentuan Tanggal Jatuh
Tempo
Saat jatuh ( tanggal harus dibayar) sebuah surat wesel dapat
dinyatakan dengan tiga cara:
1.
Atas penagihan
2.
Tanggal tertentu
3.
Akhir masa tertentu
Apabila jangka waktu sebuah wesel yang ditarik tanggal 31 juli
untuk jangka waktu 2 bulan akan jaruh pada tanggal 30 september. Apabila jangka
waktu wesel dinyataan dalm hari, maka perlu di hitung jumlah hari yang tepat,
sehingga dapat ditentukan tanggal jatuhnya. Dalm hal ini untuk menghitung
tanggal jatuh, maka tanggal penarikan
wesel tidak dihitung sedangkan tanggal jatuh wesel ikut diperhitungkan.
Sebagai contoh, tanggal jatuh sebuah wesel yang jangka waktu 60 hari dengan
tanggal penarikan 17 juli adalah 15 september.
Perhitungannya dalah sebagi berikut:
Jangka waktu
wesel 60
Juli (13-17) 14
Agustus 31
45
Tanggal jatuh, september 15
WESEL TIDAK BERBUNGA
DAN WESEL BERBUNGA
Wesel tagih yaitu janji tertulis yang
tidak bersyarat dari suatu pihak ke pihak lain untuk sejumlah uang tertentu
pada tanggal tertentu di masa yang akan dating.
Ada 2 macam wesel tagih yaitu :
1.
Wesel tagih tidak berbunga, yaitu
wesel tagih yang tidak mencantumkan bunga, dengan demikian nilai nominal =
nilai nominal pada jatuh temponya
2.
Wesel tagih berbunga, yaitu yaitu
wesel tagih yang mencantumkan bunga, dengan demikian pada hari jatuh temo wesel
= harga nominal wesel + bunga mulai tangal penarikan s/d jatuh tempo
Wesel Bunga
Promes atau wesel biasanya
menetapkan jumlah bunga yang akan dibayarkan untuk periode antara tanggal
penerbitan dan tanggal jatuh tempo. Promes yang berjangka waktu lebih dari satu
tahun umumnya menetapkan bunga yang harus dibayarkan secara setengah tahunan,
kuartalan, atau jangka waktu lainnya yang ditetapkan. Jika jangka waktu promes
kurang dari satu tahun, bunga umumnya dibayar pada saat jatuh tempo.
Suku bunga promes biasanya
dinyatakan ats dasar tahunan, terlepas dari jangka waktu actual yang terlibat.
Jadi, bunga sebesar 12% atas promes bernilai $2.000 adalah $240 per tahun (12%
X $2.000). jika jangka waktu promes tersebut hanya tiga bulan, maka bunga yang
harus dibayarkan pada saat jatuh tempo adalah $60 (1/4 X $240)
Rumus dasar untuk menghitung bunga
adalah :
Jumlah Pokok X Suku Bunga X Waktu = Bunga
Untuk mengilustrasikan penggunaan
rumus ini, dihitung sebagai berikut :
$.500 X 0,10 X 90 = $62,50 bunga
360
Perhitungan Bunga
Rumusan dasar untuk menghitung bunga pada wsel berbunga adalah
sebagai berikut:
Jangka waktu
dalam percahan
Dari setahun
|
Tingakat bunga yang tertulis dalm surat wesel adalah tingkat bunga
setahun. Faktor jangka waktu dalam perhitungan di atas, dinyatakan dalam
pecahan dari setahun. Misalkan 3 bulan akan ditulis menjadi 3/12. Apabila
jangka waktu wesel dinyatakan dalam hari, maka faktor waktu dinyatakan dalam
jumlah hari dibagi dengan 365. Sebagai contoh, jika jangka waktu akan
dinyatakan sebagai 60/365.
Berikut ini adalah contoh perhitungan bunga:
|
Data
dalam wesel
|
Perhitungan
bunga
|
|
Rp 730, 18%, 120 hari
Rp 1.000, 15%, 6 bulan
Rp 2.000, 12%, 1 tahun
|
Nominal x bunga x waktu =
bunga
Rp 730 x 18% x 120/36 = Rp43,20
Rp 1.000 x 15% x 6/12 = Rp 75,00
Rp 2.000 x 12% x 1/1 = Rp 240,00
|
Dalam pratek berlaku berbagai cara perhitungan bunga. Sebagai
contoh, dalam perhitungan diatas dianggap bahwa jumlah hari yang digunakan
dalam setahun adalah 365 hari (atau 366 hari untuk tahun kabisat). Tetapi tidak
semua lembaga keuangan mengunakan 365 hari, banyak diantaranya mengunakan 360
hari.
AKUNTANSI UNTUK PIUTANG
WESEL
Masalah- masalah pokok dalam akuntansi piutang wesel tidak berbeda
dengan apa yang telah dibahas pada piutang dagang yaitu:
1.
Pengakuan piutang wesel
2.
Penilaian piutang wesel
3.
Pelimpahan piutang wesel
Pengakuan
Piutang Wesel
Suatu piutang wesel mungkin timbul (1) bersamaan
dengan transaksi penjualan, atau (2) pemberian pinjaman uang, atau (3) karena
perubahan dari piutang dagang menjadi piutang wesel. Dalam hal yang terakhir,
piutang merupakan perubahan dari piutang dagang karena debitur ingin
memperpanjang jangka waktu pelunasan dan
perusahaan memandang bahwa debitur beresiko tinggi. Berikut adalah
jurnal yang harus dibuat untuk mengakui timbulnya piutang dagang dalam ketiga
situasi diatas.
(1)
Piutang
wesel dari penjualan kredit
Diasumsikan
pada tanggal 1 juni 2015, PT Jaya menjual barang kepada CV abadi
seharga Rp 100.000,00. Untuk itu PT jaya menghendaki agar piutangnya dikuatkan dengan
surat wesel yang disetujui oleh CV abadi dengan nilai nominal wesel Rp 102.500.00 dan
berjangka waktu 3 bulan, jurnal yang dibuat oleh PT jaya
untuk mengakui timbulnya piutang wesel dan penjualan adalah sbb :
Juni 1 Piutang Wesel …………………………. Rp
102.500,00
Penjualan
……………………… Rp 102.500,00
(untuk
mencatat piutang wesel
kepada
CV abadi)
(2)
Piutang
wesel dari pemberian pinjaman
Diasumsikan
pada tanggal 1 mei 2015 PT hanung memberikan pinjaman uang kepada CV Bandung
sebesar Rp 100.000,00. Untuk itu CV Bandung menyerahkan selembar promes, 60 hari, bunga 12%
jurnal yang dibuat oleh PT hanung untuk mencatat timbulnya piutang wesel dan
pengeluaran kas adalah sbb :
Mei 1 piutang
Wesel …………………………. Rp 100.000,00
Kas
…………………………….. Rp
100.000,00
(untuk
mencatat piutang wesel
kepada
CV Bandung)
Dalam
hal wesel berbunga seperti pada contoh diatas, bunga wesel belum diperhitungkan
pada saat wesel diakui. Pendapatan bunga akan diperhitungkan pada saat
perusahaan menerima penyelesaian wesel.
(3)
Piutang
wesel dari perubahan piutang dagang
Diasumsikan
PT Merapi mempunyai piutang dagang kepada PT bromo sebesar Rp 1.000.000,00 yang jatuh pada tanggal
30 juni 2015.
Pada tanggal 1 juli 2015. PT bromo minta kepada PT merapi agar kewajibannya diubah
dengan menyerahkan sebuah promes bernilai nominal Rp 100.000,00 bunga 18%
jangka waktu 90 hari. Apabila hal tersebut disetuji oleh PT Merapi maka jurnal
yang dibuat dalam pembukuan PT Merapi adalah sbb :
Juli 1 piutang wesel…………………………… Rp 100.000,00
Piutang
dagang………………….. Rp
100.000,00
(untuk
mencatat piutang wesel
Kepada
PT bromo)
Hal
penting yang harus diperhatikan dalam ketiga contoh jurnal diatas, ialah bahwa
rekening piutang wesel selalu didebet (dan dikredit) sebesar nilai nominalnya.
Penilaian
piutang wesel
Seperti halnya piutang dagang , piutang wesel juga harus dilaporkan
menurut nilai kas (neto)yang bisa direalisasikan.
Penyelesaian
dan pengalihan piutang wesel
Suatu wesel mungkin akan
disimpan perusahaan sambil menunggu hari jatuhnya, dan pada saat tersebut nanti
perusahaan akan menerima pembayaran dari pihak tertarik sebesar nilai nominal
wesel ditambah bunga dan selanjutnya perusahaan akan mengakhiri piutang wesel
yang bersangkutan. Akan tetapi terkadang tidak semua piutang wesel dapat
diterima pembayarannya, karena pihak tertarik tidak menaati kewajibannya perlu
diadakan penyesuaian. Setelah itu, kadang-kadang pihak pemegang wesel tidak
selalu menunggu sampai hari jatuh wesel melainkan mengalihkannya pada pihak
lain. Jurnal-jurnal yang harus dibuat untuk mencatat penerimaan penyelesaian
(pembayaran) wesel dan perlakuan atas wesel yang tidak dilunasi akan di uraikan
dibawah ini.
Penerimaan
penyelesaian wesel
Suatu wesel dikatakan
lunas apabila wesel tersebut dibayar secara penuh pada tanggal jatuhnya. Untuk
wesel bunga, jumlah yang dilunasi meliputi nilai nominal wesel ditambah dengan
bunga selama jangka waktu wesel tersebut.
Sebagai contoh, PT ali
pada tanggal 1 juni 2015, menerima selembar promes dari PT hafid
yang bernilai nominal Rp 100.000,00 bunga 9%, jangka waktu 4 bulan. Dalam hal
ini bunga selama jangka waktu wesel akan berjumlah Rp 3.000.000 (Rp 100.000.000
× 9% × 4/12), dan nilai jatuh wesel adalah Rp 103.000.000. Apabila PT hafid
pada tanggal 1 oktober menyelesaikan kewajibannya, maka jurnal yang akan dibuat
dalam pembukuan PT ali adalah sbb :
Okt. 1 kas…………………………………. Rp 103.000.000
Piutang
wesel………………. Rp
100.000.000
Pendapatan
bunga………….. Rp 3.000.000
Seandainya PT ali
menyusun neraca setiap tanggal 30 september, maka pada tanggal tersebut PT ali
harus membuat penyesuaian untuk mengakui bunga yang telah menjadi haknya sampai
dengan tanggal tersebut.
Sept. 30 piutang bunga………………………. Rp 3.000.000
Pendapatan
bunga……………………….. Rp 3.000.000
(untuk
mencatat bunga wesel yang akan
diterima untuk masa 4 bulan)
Apabila pada tanggal 1
oktober, PT hafid melakukan penyelesaian wesel, maka jurnal yang dibuat PT ali
adalah sbb :
Okt. 1 kas……………………………. Rp 103.000.000
Piutang
wesel…………. Rp
100.000.000
Piutang
bunga…………. Rp 3.000.000
(untuk
mencatat penyelesaian piutang wesel – PT hafid)
Dalam jurnal diatas,
rekening piutang bunga dikredit, karena piutang tersebut telah dibuat melalui
jurnal penyesuaian dan pendapatan bunga telah diakui pada periode yang lalu.
Piutang
wesel tak dapat ditagih
Suatu wesel dikatakan
tak dapat ditagih apabila wesel tersebut tidak dibayar dalam jumlah penuh pada
tanggal jatuhnya. Wesel yang tak dapat ditagih tidak dapat dialihkan dan oleh
karenanya harus diubah menjadi piutang dagang.Sebagai contoh, pada tanggal 1
oktober PT hafid tidak dapat menyelesaikan kewajibannya. Dalam hal seperti ini, pada
tanggal 1 oktober dalam pembukuan PT ali harus dibuat jurnal sbb : (dimisalkan piutang
belum dicatat)
Okt. 1 piutang dagang………………………… Rp 103.000.000
Piutang
wesel……………………………………. Rp 100.000.000
Pendapatan
bunga……………………………….. Rp 3.000.000
(untuk
mencatat piutang wesel tak dapat ditagih)
Jurnal diatas dibuat dengan anggapan bahwa
piutang kepada PT hafid masih ada harapan bila ditagih dimasa yag akan
datang, sehingga didebet rekening piutang dagang. Akan tetapi, seandainya
piutang tersebut tidak ada harapan lagi untuk bisa ditagih, mka piutang wesel
harus dihapus dengan jurnal sbb :
Okt. 1 cadangan kerugian piutang………………….. Rp 100.000.000
Piutang
wesel………………………………………… Rp 100.000.000
Dengan hal piutang wesel
harus dihapus seperti dalam contoh diatas, maka tidak ada pengakuan atas
pendapatan bunga.
Perusahaan berupaya membatasi nilai piutang tak tertagihdengan
menerapkan beragam perangkat pengendalian. Pengendalian yang paling penting di
sini berhubungan dengan fungsi pengesahan kredit. Pengendalian ini biasanya
melibatkan penyelidikan atas kredibilitas pelanggan, dengan menggunakan
referensi dan pemeriksaan atas latar belakang pelanggan.
Setelah piutang jatuh tempo, perusahaan akan menggunakan
prosedur-prosedur untuk memaksimumkan penagihan piutang tersebut. Jika setelah
upaya yang berulang-ulang ternyata gagal, perusahaan mungkin perlu memindahkan
tugas penagihan kea gen penagihan.
Perusahaan eceran atau ritel seringkali berupaya
memindahkan risiko piutang tak tertagih ke perusahaan-perusahaan lain.
Perusahaan juga dapat menjual piutangnya kepada perusahaan-perusahaan lain
dimana transaksi ini dinamakan dengan anjak-piutang, dan pembeli piutang dinamakan factor. Keuntungan dari factoring
bagi perusahaan penjual adalah dapat diperolehnya kas secara cepat yang akan
digunakan untuk operasi dan kebutuhan-kebutuhan lain. Selain itu, tergantung
pada kesepakatan factoring, sebagian risiko piutang tak tertagih dapat
dipindahkan kepada factor.
Tanpa memperhatikan criteria yang digunakan dalam
pemberian kredit dan prosedur penagihan yang diterapkan, biasanya sebagian dari
penjualan kreit dipastikan tidak akan tertagih. Beban operasi yang muncul kerna
tidak tertagihnya piutang dinamakan beban tak tertagih, beban piutang macet,
atau beban piutang tak tertagih.
Terdapat
dua metode akuntansi untuk piutang tak tertagih :
1.
Metode penghapusan langsung (direct
write-off method) mencatat beban piutang tak tertagih hanya pada saat suatu
piutang dianggap benar-benar tak tertagih. Contoh sebagi ilustrasi, diasumsikan
piutang sebesar Rp4.200.000 atas nama D. L. Rosslina diputuskan tidak dapat
ditagih. Ayat jurnal untuk menghapus piutang tak tertagih adalah sebagai
berikut.
Mei.
10 beban piutang tak tertagih 4.200.000
Piutang usaha D.L
Rosslina 4.200.000
2.
Metode penyisihan (allowance method) mencatat beban piutang tak tertagih dengan
mengestimasi jumlah piutang tak tertagih pada akhir periode akuntansi. Contoh,
dengan menggunakan estimasi sebesar Rp30.000.000 ayat jurnal penyesuaian
berikut ini dibuat pada tanggal 31 desember 2014
Des.
31 Beban Piutang tak
Tertagih
30.000.000
Penyisihan Piutang Tak
Tertagih
30.000.000
Estimasi piutang Tak
Tertagih
Mengestimasi Piutang Tak Tertagih
Bagaimana jumlah
piutang tak tertagih diestimasi? Estimasi piutang tak tertagih pada akhir
periode fiscal didasarkan pada pengalaman bagian perusahaan di masa lalu dan
prediksi kegiatan perusahaan di masa depan. Jika perekonomian secara umum
berkinerja baik, jumlah beban piutang tak tertagih biasanya lebih rendah
dibandingkan jika perekonomian sedang mengalami resesi. Estimasi piutang tak
tertagih biasanya didasarkan pada :
1. Jumlah
penjualan, seperti diperlihatkan dalam laporan laba-rugi periode tertentu, atau
2. Jumlah
piutang, seperti diperlihatkan dalam neraca akhir periode, dan umur piutang
usaha.
Metode Penghapusan Langsung dalam
Akuntansi untuk Piutang Tak Tertagih
Metode
penyisihan menekankan pada pelaporan beban piutang tak tertagih dalam periode
di mana penjualan terkait terjadi. Penekanan pada penandingan antar beban
dengan pendapatan metode akuntansi yang lebih di sukai untuk piutang ragu-ragu.
Namun, ada situasi di mana tidak
mungkin untuk mengestimasi secara akurat, piutang tak tertagih pada akhir
periode. Di samping itu, jika sebuah perusahaan menjual sebagian besar barang
dan jasanya secara tunai, maka jumlah beban dari piutang tak tertagih biasana
kecil. Dalam hal ini, jumlah piutang juga merupakan bagian yang relative
kecildari total aktiva lancar.
Berdasarkan metode penghapusan langsung,
beban piutang tak tertagihtidak dicatat sampai piutang tersebut diputuskan tidak
akan tertagih lagi. Jadi, akun penyisihan dan ayat jurnal penyesuaian tidak
diperlukan pada akhir periode. Ayat jurnal untuk menghapus piutang yang telah
diputuskan tidak akan tertagih adalah sebagai berikut:
10
Mei Beban Piutang Tak Tertagih 42.000
Piutang Usaha-D.L
Ross 42.000
Untuk
menghapusbpiutang tak tertagih
Jika
ini terjadi maka piutang harus ditimbulkan kembali dengan membalik ayat jurnal
penghapusan sebelumna. Sebagai contoh, asumsikan bahwa piutang yang telah di
hapus pada tanggal 10 Mei ternyata dapat di tagih pada bulan November tahun
fiscal yang sama. Ayat jurnal untuk menimbulkan kembali piutang adalah sebagai
berikut:
21
Nov. Piutang Usaha-D. L. Ross 42.000
Beban Piutang
Tak Tertagih 42.000
Untuk
menimbulkan kembali piutang yang telah dihapus sebelumnya
Pengalihan piutang wesel
Surat wesel adalah surat berharga yang bisa
dipindahtangankan, artinya wesel bisa dialihkan dari suatu perusahaan atau
seseorang kepada perusahaan atau orang lain, dan demikian bisa dijual untuk
mendapatkan kas. untuk mendapatkan uang dengan cepat, pemegang wesel
kadang-kadang menjual piutang wesel kepad pihak lain sebelum tanggal jatuh
wesel. Pemegang wesel mengalihkan wesel dan menyerahkannya kepada pembeli
(biasanya sebuah bank) yang selanjutnya akan menerima pelunasan wesel sebesar
nilai jatuhnya pada tanggal jatuhnya wesel tersebut.
Penjualan piutang wesel
sebelum tanggal jatuhnya disebut pendiskontoan piutang wesel karena pemegang wesel akan menerima pembayaran
yang jumlahnya lebih kecil darpada nilai jatuh wesel yang bersangkutan. Harga
jual wesel yang lebih rendah ini akan menyebabkan pendapatan bunga yang
diterima pemegang wesel jadi berkurang. Hal ini wajar, karena bagian pendapatan
bunga yang tidak jadi diterima ini merupakan harga yang harus dibayar untuk
penerimaan kas yang lebih cepat dari tanggal seharusnya.
|
Periode bunga tengah tahunan
|
(A)
penerimaan kas
|
(B)
Pendapatan bunga
|
(C)
Pengurangan pokok pinjaman
|
(D)
Saldo pinjaman
|
|
1/1/90
30/6/90
31/12/90
30/6/91
31/12/91
|
Rp
33.231.000
33.231.000
33.231.000
33.231.000
|
Rp
30.000.000
29.806.000
29.601.000
29.383.000
|
Rp
3.231.000
3.425.000
3.630.000
3.848.000
|
Rp
500.000.000
496.769.000
493.344.000
489.714.000
485.866.000
|
PIUTANG
WESEL DENGAN ANGSURAN
Dalam uraian diatas dianggap bahwa wesel akan
diterima pembayarannya secara penuh pada tanggal jatuhnya. Dalam praktek kita
jumpai juga wesel yang pembayarannya diangsur selama jangka waktu wesel.
Piutang semacam ini disebut piutang wesel
dengan angsuran karena wesel ini memiliki periode untuk mengangsur pokok
pinjaman dan bunga selama jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. Setiap
penerimaan angsuran akan terdiri dari (1) bunga dari pokok pinjaman yang belum
dibayar, dan (2) pengurangan atas pokok pinjaman. Pendapatan bunga pada setiap
periode angsuran semakin menurun, sedangkan angsuran pokok pinjaman semakin
bertambah.
Piutang wesel dengan angsuran pada saat timbul akan dicatat sebesar nilai
nominalnya, dan selanjutnya dibuat jurnal untuk mencatat angsuran yang telah
dilaksanakan. Sebagai contoh, Bank Nusantara menyetujui untuk memberi pinjaman
kepada CV Cahaya sebesar Rp 500.000.000.untuk itu CV Cahaya menandatangani promes, bunga 12% per angsuran
wesel yang dibuat oleh Bank Nusantara untuk dua tahun pertama adalah sbb. Jurnal
untuk mencatat timbulnya wesel dan penerimaan angsuran pertama adalah sbb :
Jan. 1 piutang wesel………………………………… Rp 500.000.000
Kas……………………………………………………
Rp 500.000.000
(untuk
mencatat pemberian pinjaman kepada CV Ciliwung)
|
Piutang
Piutang wesel…………………………………………………...
Rp 1.660.000.000
Piutang dagang………………………………………………… Rp
37.510.000.000
Piutang
lain-lain………………………………………………... Rp 6.070.000.000
Total
piutang…………………………………………….. Rp 45.250.000.000
Kurangi :
Cadangan kerugian
piutang…………………………………….. Rp 1.050.000.000
Piutang
bersih…………………………………………….. Rp 44.190.000.000
|
PENYAJIAN
PIUTANG DALAM NERACA
Apabila perusahaan mempunyai berbagai jenis
piutang, maka neraca piutang dari klasifikasi menurut jenisnya atau dalam
catatan atas laporan keuangan.Wesel jangka pendek (kurang dari setahun)
dicantumkan dalam neraca dibawah investasi sementara pada bagian aktiva lancar.
Pelaporan piutang dalam neraca suatu perusahaaan dapat dilihat pada contoh
dibawah ini. Dalam laporan rugi-laba biaya kerugian piutang
dilaporkan dalam kelompok biaya penjualan pada bagian biaya operasi, biaya
bunga dikelompokka dalam biaya lain-lain, dan pendapatan bunga dalam kelompok
pendapatan lain-lain
Perbedaan masing-masing jenis
piutang
|
Piutang dagang/usaha
|
Piutang wesel
|
Piutang lain-lain
|
|
Jangka waktu kurang dari 1 tahun
2/10, n/30
|
Jangka waktu bermacam-macam tetapi pada umumnya
paling sedikit 60 hari
|
Jangka waktu lebih dari satu tahun atau termasuk
dalam piutang jangka panjang.
|
|
Dimasukkan dalam aktiva lancar
|
Bagian yang jatuh temponya dalam waktu 1 tahun
diperlakukan sebagai aktiva lancar, sedangkan yang lebih dari satu tahun
piutang jangka panjang
|
Pada umumnya termasuk dalam piutang jangka panjang.
|
|
Berkaitan dengan operasi utama perusahaan sehingga
harus dapat ditagih
|
Mensyaratkan adanya jaminan sehingga jika saat jatuh
tempo tidak dapat melunasi maka jaminan tersebut dapat dijual
|
Tidak berkaitan dengan operasi sehari-hari dan
biasanya dilaporkan dineraca sebagai kelompok aktiva tidak lancar.
|
Tanggal Jatuh Tempo
Tanggal
suatu promes atau wesel harus dibayarkan disebut tanggal jatuh tempo (due date
atau maturity date). Periode waktu diantara tanggal penerbit dan tanggal jatuh
tempo wesel atau promes jangka pendek, dapat dinyatakan dalam hari atau bulan.
Jika jangka waktu promes dinyatakan dalam hari maka tanggal jatuh temponya
dinyatakan dalam jumlah hari setelah tanggal penerbitan.
Apabila jangka waktu promes
dinyatakan dalam jumlah bulan setelah tanggal penerbitan, maka tanggal jatuh
temponya ditentukan dengan menghitung beberapa bulan ke muka dari tanggal
penerbitan. Sebagai contoh, promes berjangka waktu tiga bulan tertanggal 5 juni
akan jatuh tempo pada tanggal 5 september. Promes berjangka waktu dua bulan
tertanggal 31 Juli akan jatuh tempo pada tanggal 31 September.
Penentuan tanggal jatuh tempo piutang dagang didasari atas keputusan
atau kesepakatan bersama, tapi biasanya ada disposisi atas piutang
dagang. Untuk mempercepat penerimaan kas dari piutang, pemilik dapat
mentransfer piutang ke perusahaan lain untuk mendapatkan uang kas.
Apabila umur
Piutang wesel dinyatakan dalam bulan, tanggal jatuh tempo dicari dengan
menghitung bulan dari tanggal penerbitannya.
Contoh: JT
Piutang wesel 3 bulan sejak 1 Mei à1 Agustus
JT Piutang
wesel 2 bulan sejak 31 Juli à 30 September
Apabila umur Piutang wesel dinyatakan dalam hari, perlu untuk menghitung
secara pasti jumlah hari untuk menentukan tanggal jatuh tempo. Dalam
perhitungan, tanggal penerbitan wesel dihilangkan tetapi tanggal jatuh tempo
dimasukkan.
Contoh: Tanggal JT Piutang wesel 90 hari sejak 28
Agustus?
Waktu
wesel---------------------------à 90 hari
Agustus
(31-28)
= 3
September
= 30
Oktober
= 31
64
Tanggal JT à November
26
Dari penjelasan diatas terlihat bahwa bulan Agustus hanya dihitung 3 hari,
karena wesel tertanggal 28 Agustus. September penuh. Oktober penuh. Namun
November hanya dihitung 26 hari untuk mencukupkan total hari jadi 90
hari.
PROSEDUR
AKUNTANSI PIUTANG WESEL
Sama dengan Piutang dagang, prosedur akuntansi bagi
Piutang wesel dapat dibagi:
1. Saat terjadinya Piutang wesel/pengakuan Piutang
wesel
2. Penilaian Piutang wesel/saat Piutang wesel dimiliki
3. Lenyapnya Piutang wesel
Sebelum membahas
prosedur akuntansi bagi Piutang wesel. Akan diperkenalkan dua istilah yang
belum ada dalam Piutang dagang.
Alasan untuk mentransfer
piutang ke perusahaan lain :
·
Alasan Persaingan.
·
Pemegang dapat menjual piutang karena uang
ketat dan akses pada kredit normal tidak tersedia, atau terhambat karena mahal.
Setiap usaha
yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan akan mengandung resiko yang tidak
dapat dihindari. Dalam hal ini resiko hanya bisa dikendalikan agar berada dalam
batas yang wajar. Resiko yang timbul karena transaksi penjualan secara kredit
disebut resiko kerugian piutang.
Menurut Siagian Salim
berpendapat bahwa : Semakin besar suatu perusahaan semakin besar pula
resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Dan kalau perusahaan tidak membuat
cadangan terhadap kemungkinan kerugian yang timbul karena tidak tertagihnya
piutang berarti perusahaan telah memperhitungkan labanya terlalu besar.
Lima komponen kunci dari sistem piutang yang baik:
·
Verifikasi akun saldo piutang Gunakan dokumen sumber seperti faktur untuk menjaga
keseimbangan akurat.
·
Mengirim faktur yang akurat dan tepat
waktu. Anda tidak akan dibayar sampai Anda mengirim
faktur yang akurat.
·
Menghasilkan laporan piutang. Ini akan membantu menentukan mana pelanggan telah lewat jatuh tempo
dan membantu Anda melacak batas kredit.
·
Post faktur dibayar. Sangat penting untuk melacak siapa yang membayar Anda ketika.
·
Sesuai dengan catatan Anda. Pelanggan Anda catatan total harus sesuai buku besar umum dan buku
besar sub Anda.
Pengendalian internal piutang
Piutang memerlukan pengendalian
internal yang sama seperti aktiva perusahaan lainnya. Seluruh fungsi
akuntansi harus dibuat sehingga pekerjaan salah seorang karyawan dapat
digunakan sebagai verifikasi terhadap pekerjaan karyawan lainnya.
Perusahaan yang memiliki suatu jumlah besar wesel mungkin menemukan keguanaan
dari suatu pendaftaran wesel tagih sangat membantu. Dia menyediakan informasi rinci atas setiap wesel, dan membantu dalam
menagih wesel secara tepat waktu. Pengendalian piutang yang
tepat juga termasuk memperoleh persetujuan penjualan kredit, pengembalian
penjualan dan penyisihan, serta diskon penjualan.
Pengendalian yang layak terhadap piutang dapat
dilakukan dengan cara
·
Penyelenggaraan catatan piutang dalam kondisi yang
memuaskan untuk memenuhi kepedulian kepala bagian keuangan
·
Penerapan dan penyelenggaraan pengaamanan pengendalian
internal yang diperlukan
·
Penyiapan laporan yang diperlukan untuk pinpinan
kredit mengenai kondisi piutang dan hal-hal yang berhubungan
·
Penilaian piutang secara wajar dalam neraca, termasuk
pembentkan pengisihan cadangan yang diperlukan
Sebelum pemberian piutang
dilakukan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut yaitu :
Ø Kebijakan kredit, kebijakan ini meliputi penetapan batas kredit, jaminan
yang diperlukan, car pembayaran, penetapan diskon dan lain-lain. Penetapan
kebijakan ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan resiko yang terjadi atas
kredit.
Ø Penyelidikan kredit, sebelum kredit disetujui, penyelidikan kredit perlu
dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai debitur, formula yang biasa
dipakai maslah ini meliputi, informasi dari pihak lain, masal bank dan
lembaga-lembaga lainya yang merupakan relasi debitur. Dalam hal ini diperlukan
pengendalian internal karena piutang sebagai salah satu bentuk investasi,
haruslah control dengan baik. Pengendalian internal dimaksudkan untuk
meminimalkan adanya kecurangan yang terjadi, adapun kecurangan tersebut adalah
:
1.
Lapping
Lapping adalah penggelapan oleh pemegang kas
dengan melakukan pinjaman tanpa persetujuan yang berwenag. Hal ini dilakukan
dengan cara menunda pencatatn penerimaan kas. Kegiatan ini biasanya terdapat 3
unsur yaitu :
a)
Belum mencatat semua
penerimaan kas
b)
Mengambil untuk kepentingan
pribadi penerimaan yang belum di catat
c)
Gali lobang tutup lobang
2.
Window dressing
Window dressing adalah memberikan suatu gambaran
neraca yang bagus tetapi bukan yang sebenarnya. Hal ini terjadi karena hasil
kerja pejabat dalam perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung
dinilai berdasarkan baik atu tidaknya mutu dari kredit itu sendiri
3.
Penggelapan piutang
Dengan
jalan menghapus piutang dari pembayaran koperasi kemudian menagih
piutang-piutang tersebut untuk mencari keuntungan pribadi
Untuk dapat pengendalian internal yang baik atas piutang
harus dapat memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1.
Fungsi yang dilakukan oleh
pegawai yang menangani transaksi penjualan harus dipisahkan dari fungsi
pembukuan
2.
Fungsi penerimaan hasil
pengihan piutang harus dipisahkan dari fungsi pembukuan piutang
3.
Semua transaksi
pemberian kredit, pemberian potongan dan penghapusan piutang, harus mendapatkan
persetujuan dari pejabat yang berwenang.
4.
Piutang harus
dicatat dalam buku-buku tambahan piutang (Accounts Receivable Subsidiary
Ledger)
5.
Perusahaan
harus membuat daftar piutang berdasarkan umurnya (Aging Schedule).
RESIKO KERUGIAN PIUTANG
·
Resiko tidak
dibayarnya seluruh tagihan (Piutang) ini terjadi
jika jumlah piutang tidak dapat direalisasikan sama sekali. Hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya karena seleksi yang kurang baik dalam
memilih langganan sehingga perusahaan memberikan kredit kepada langganan yang
tidak potensial dalam membayar tagihan, juga dapat terjadi adanya stabilitas
ekonomi dan kondisi negara yang tidak menentu sehingga piutang tidak dapat
dikembalikan.
·
Resiko tidak
dibayarnya sebagian piutang, Hal ini akan
mengurangi pendapatan perusahaan, bahkan bisa menimbulkan kerugian bila jumlah
piutang yang diterima kurang dari harga pokok barang yang dijual secara kredit.
·
Resiko keterlambatan
pelunasan piutang, Hal ini akan
menimbulkan adanya tambahan dana atau untuk biaya penagihan. Tambahan dana ini
akan menimbulkan biaya yang lebih besar apabila harus dibelanjai oleh pinjaman.
·
Resiko tidak
tertanamnya modal dalam piutang, Resiko ini terjadi karena adanya tingkat perputaran piutang yang rendah
sehingga akan mengakibatkan jumlah modal kerja yang tertanam dalam piutang
semkin besar dan hal ini bisa mengakibatkan adanya modal kerja yang tidak
produktif.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Piutang (receivable) adalah
tagihan kepada pihak lain (debitur) atau pelanggan sebagai akibat dari
penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dilakukan secara kredit atau
memberikan pinjaman kepada karyawan, member uang muka pada anak perusahaan,
atau penjualan aktiva tetap. Atau secara singkat, piutang merupakan tuntutan
perusahaan kepada pihak lain, dimana pihak yang dituntut wajib memenuhi
kewajibannya sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui bersama.
Untuk tujuan pelaporan keuangan,
piutang diklasifikasikan menjadi piutang lancar (jangka pendek) dan piutang
tidak lancar (jangka panjang). Piutang lancar (current receivable) diharapkan
akan tertagih dalam satu tahun atau selama siklus operasi berjalan, tinggal
mana yang lebih panjang. Semua piutang lain diklasifikasikan sebagai piutang
tidak lancar (noncurrent receivable). Piutang selanjutnya diklasifikasikan
dalam neraca, baik sebagai piutang dagang atau piutang non dagang.
Saran
Dari penjelasan di atas, pembuatan
makalah ini kami masih banyak kesalahan, kritik dari pembaca sangat kami
butuhkan guna penyempurnaan makalah kami selanjutnya. maka diharapkan makalah ini dapat di manfaatkan
pembaca dalam memahami tentang akuntansi khususnya tentang “piutang dagang dan
piutang wesel”. Selain itu penulis juga menyarankan untuk menerapkan apa yang
baik dari makalah ini dan juga mengingatkan penulis apa yang dianggap pembaca
kurang baik dari makalah ini. Sebagai penyusun saya akui tidak terlepas dari
kesalahan dan keterbatasan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Dasar-dasar Akuntansi / Al Haryono, jusup.-Ed.6-Yogyakarta : bagian
penerbit sekolah tinggi ilmu ekonomi YKPN, 2001 xxxviii, 452 hlm. ; 24,5.cm
Hartanto D;Akuntansi Untuk
Usahawan; Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia;Jakarta,1982